Birokrasi bukan cuma bikin repot kita saat mau mengurus surat administrasi seperti KTP. Tapi Birokrasi juga bikin miskin petani.
Ada penelitian yang menunjukkan, investasi di sektor pertanian sulit masuk karena terhambat birokrasi. Butuh selusin kali rapat untuk bisa membolehkan investasi masuk ke petani. Sumber: katadata.co.id
Wajar saja kalau pertanian kita tidak bisa maju. Jangankan menanam padi, menanamkan investasi saja sulitnya bukan main. Petani pun makin sulit mengembangkan usahanya.
Kalau mau tahu seberapa minimnya investasi terhadap petani, tengok saja data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Jangan ngomong soal investasi dari luar negeri dulu. Lihat bahwa Kontribusi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk pertanian, khususnya tanaman pangan dan perkebunan cuma sebesar Rp 22 triliun atau sekitar 8,4% dari realisasi investasi di tahun 2017.
Nah kalau investasi dari luar negeri, angkanya jauh lebih sedikit lagi. Data BKPM menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) untuk pertanian, khususnya tanaman pangan dan perkebunan hanya 4,3% dengan nilai US$ 1,4 juta dan peternakan cuma 0,6% senilai US$ 200 ribu.
Kita tidak bisa menyalahkan BKPM yang menyajikan data mengenai seberapa kecilnya investasi itu. Kita juga tidak bisa menuntut investor yang ogah menanam modal di sawah kita.
Yang bisa kita tuntut adalah pihak yang seharusnya jadi pembela petani. Pihak yang bertugas untuk makin menyejahterakan dan memajukan sektor pertanian. Siapa dia? Kita semua mesti sudah tahu.
Robin ditampar: meme pribadi