Lihat ke Halaman Asli

Menang Banyak

Diperbarui: 10 Januari 2019   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay/Stux

Lepas maghrib bersiap bertempur dengan tumpukan cucian piring. 

Belum sempat kusentuh piring-piring kotor itu ada terdengar suara motor berhenti, senang sekali suamiku pulang malam ini.
Rumah terang benderang, langit mendadak berbintang padahal dari siang tertutup awan. 

Pelukan mesra membuatku suka walau disertai aroma bau keringat seharian di jalanan. Maklum, suamiku sudah seminggu ini mengikuti penataran di luar kota.

"Anak-anak di mana?"

"Di rumah neneknya," jawabku sambil membantu menurunkan tas di punggungnya.

"Mam, ada oleh-oleh," kata suamiku sambil kedip-kedip genit, kumisnya yang belum bercukur seminggu naik turun seperti melambai ingin kutarik.

"Apa sih Pah?" tanyaku, berharap sesuatu yang menarik hatiku.

Lalu dia keluarkan sesuatu dari  saku dalam jaket kulitnya.

"Senter?"

"Iya, ini senter ajaib sayang. Tadi beli di ...."

"Duhh, mulai dehh ngumpulin barang-barang ngga jelas lagi," aku memotong saja kata-katanya. Kecewa,  kirain dapat oleh-oleh apa, tau-tau barang rongsokan lagi. Hobbynya memang mengumpulkan barang antik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline