Lihat ke Halaman Asli

Jeritan Hati Sopir Taksi Online/Pentigrat

Diperbarui: 9 Juni 2024   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jeritan Hati Sopir Taksi Online

. Oleh: Sri Sugiastuti 

Malam sudah larut. Terjadi kepanikan di dalam rumah sepasang lansia. Pasalnya sang Suami mencolek istrinya yang sedang tidur nyenyak. Bu Rosita kaget. Mata dan telinganya langsung bekerja. Terlihat Pak Arfan  menahan sakit dan menyeka perutnya dengan sebotol air panas. Bu Rosita sebagai istri siaga segera tanggap. 

Ia langsung menyambar hapenya dan memesan 1 armada yang bisa mengantar mereka ke rumah sakit. Dalam hitungan sekejap  mobil pesanan datang. Tidak sampai 10 menit mereka sudah tiba di UGD. Mereka turun dari mobil menyampaikan ucapan terima kasih. Terbayang bila Bu Rosita tidak gerak cepat, tetapi telpon anaknya, mencari pertolongan tetangga, dan pertimbangan lain yang kadang menjadi ribet.Urusan pun menjadi panjang. 

Pak Arfan langsung ditangani dengan cepat. Suasana UGD tidak terlalu ramai walaupun hampir semua ruang terisi penuh. Sementara Bu Rosita menyelesaikan admin, Pak Arfan sudah disuntik. Cukup rawat jalan dan minum obat. Selesai. Kembali hapenya memesan layanan taksi online. 

Ketika sudah di dalam mobil Bu Rosita yang sering kepo memancing emosi sang sopir. " Iya bu, aplikasi ini membuat penumpang senang, tetapi hati kami menjerit. Entah kebijakan apa yang di saat jam- jam tertentu, pelanggan hanya membayar 2000 rupiah sudah sampai di tujuan. Biarlah perang harga ini tidak adil. Suatu saat siapa yang menanam akan menuai." Sesuatu yang tanpa nalar sedang terjadi di negeri ini. 

Soloraya, 09 06 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline