Oleh : Sri Sugiastuti
Bu Kanjeng tinggal di Solo sejak tahun 1990. Ia berusaha menjadi warga yang baik dan berharap bisa jadi panutan. Kalau dibilang tokoh panutan juga belum. Insyaallah seiring berjalannya waktu bisa sampai pada passion " Nyebar rasa seneng ".
Dulu saat ia aktif di LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) saat ada silahturahmi kunjungan calon wali kota solo Bapak Joko Widodo, ia sempat memberikan doa restu dan kagum dengan sosoknya yang sederhana.
Begitu juga saat safari Ramadan ada kunjungan dari Ibunda Hj. Sudjiatmi Notomihardjo berbagi sembako untuk jamaah pengajian Al Fath dimana Bu Kanjeng sebagai salah satu pengurusnya. Alhamdulillah banyak keberkahan yang didapat.
Nah, tadi pagi Bu Kanjeng punya kesempatan bertemu dengan orang nomor satu di Solo. Beliau biasa akrab dipanggil Mas Wali. Bapak Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat Walikota Solo. Loh ada apa Mas Wali blusukan ke daerah Bu Kanjeng yang ada di Sumber Tapen RT 02/03. Sumber. Banjarsari. Solo?
Ada sesuatu yang sederhana dan penuh makna sekaligus jadi forum silahturahmi antara pemimpin daerah dengan warga. Walikota yang masih muda berpenampilan sederhana tiba di lokasi tempat ia diminta untuk meletakkan batu pertama dari pembangunan pos kamling terpadu untuk kepentingan warga. Bangunan sederhana yang bisa untuk kegiatan posyandu balita dan lansia. Termasuk menyimpan barang inventaris warga RT02/03. Biaya pembangunan ini sepenuhnya dicover oleh Pengembang yang peduli dengan kebutuhan warga. Sedangkan pengerjaannya dilakukan gotong royong oleh warga. Yang tidak ikut gotong royong bayar biaya konsumsi 20 ribu. Itu yang disepakati bersama.
Bu Kanjeng punya kesempatan mendampingi Mas Wali membagikan bingkisan berupa buku dan mainan anak-anak balita. Terlihat kegembiraan anak-anak saat menerima bingkisan itu. Mungkin nilainya tidak seberapa tetapi bentuk perhatian itu yang perlu diapresiasi.
Sambil berjalan menyapa warga Bu Kanjeng sempat curhat masalah siswanya yang belum ambil ijasah. Karena tertahan belum menyelesaikan admin sekolah swasta. Mas Wali menyampaikan itu ranah provinsi. Dan balik bertanya apakah pihak siswa sudah pernah mengajukan permohonan sebagai warga yang perlu dibantu ke pemkot?
"Sudah pernah ada tetapi bentuknya seperti protes /pengaduan. Dan kesannya dipingpong." Justru Bu Kanjeng sebagai kepala sekolah harus melaporkan kondisi terkini ke Cabang Dinas VII Provinsi. Setelah melapor tidak ada solusi.
Kini ada secercah harapan. Besok Bu Kanjeng akan meminta orangtua dari siswa yang belum ambil ijasah segera ajukan proposal. Bismillah semoga ada pencerahan.
Bu Kanjeng masih asyik saja curhat, layaknya seorang emak terhadap anaknya. Apa saja yang dikeluhkan mewakili warganya. Dari mulai anak putus sekolah, bantuan, umkm, dan penyakit masyarakat lainnya yang menjadi tanggung jawab pemimpin dan stafnya.