Lihat ke Halaman Asli

Jangan Menyerah, Yuk Bebenah (Refleksi Hari Sumpah Pemuda)

Diperbarui: 28 Oktober 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Masih ingatkah anda dengan ikrar ini? Ikrar yang dikumandangkan oleh pemuda Indonesia 87 tahun. Menoleh sejenak pada sejarah dimana Ikrar Sumpah Pemuda jadi bagian dari pergerakan dan usahapara pemuda mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan rumusan dari Kongres Pemuda II Indonesia yang dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia.
Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.
Pada saat itu, masyarakat berbicara tentang pentingnya suatu kesatuan karena melihat kondisi kehidupan masyarakat terpecah-pecah oleh ulah kolonialisme Belanda. Masyarakat berkeinginan kuat untuk melihat bangsa Indonesia dapat bersatu. Kongres ini menginginkan terjadinya peleburan tekad dari seluruh pemuda di Indonesia untuk tetap bersatu. Di kongres ini pula terbentuk lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dan bendera merah putih. Saat itu, para pemuda dengan kegalauan dan kerinduan akan kemerdekaan menyatukan tekad berjuang mengelorakan semangat nasionalisme dan patriotisme demi bangsa yang bersatu padu

Andil Sumpah Pemuda Pada Kemerdekaan

Andil Sumpah Pemuda pada kemerdekaan terlihat nyata ketika menjadikan Wawasan Nusantara yang merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, dan ruang hidup. Kesatuan dan keinginan kuat mewujudkan Kemerdekaan tanah air Indonesia yang diikuti dengan rangkaian usaha pembangunan di segala sektor yang ada.
Pernyataan “Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia” yang dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi itu lahir dari suatu perjuangan yang berdarah darah dan mengharu biru, begitu banyak ancaman dari pihak-pihak tertentu. Pernyataan itupun harus pula segera diikuti dengan usaha “membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dan usaha “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Sejak dikumandangkan Sumpah Pemuda itu maka para tokoh pergerakan berusaha dengan gigih membudayakan penggunaan bahasa Indonesia di dalam berbagai kesempatan guna menggantikan penggunaan bahasa Belanda dan berbagai bahasa daerah. Sampai dengan runtuhnya pemerintah kolonial Belanda 1942, bahasa Indonesia belum merupakan bahasa resmi di samping bahasa Jepang (Maret 1942). Dengan diproklamasikannya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 maka terbukalah kesempatan yang seluas-luasnya untuk memantapkan penggunaaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan.
Tanah air, bangsa dan bahasa yang satu mampu menyatukan wawasan nusantara menjadi Indonesia yang merdeka dan kaya raya dengan kebinekatunggalekaannya. Kita rawat Indonesia agar tetap tegak dalam pelukan NKRI. Jangan lagi bangsa ini menjadi obyek penderita dari penjajah yang berabad abad menikmati kekayaan bangsa ini.

Pemuda Pra Proklamasi VS Pemuda Saat Ini

Peristiwa Sumpah Pemuda di tahun 1928 bila dikaitkan dengan kenyataan pergerakan pemuda saat ini bisa dicermati dengan membandingkan kenyataan yang ada. Sumpah Pemuda pra proklamasi memberikan kesadaran pada pemuda tentang pentingnya kesatuan dan persatuan di Indonesia. Pada zaman dulu, kesadaran akan perjuangan hanya bersifat parsial-kedaerahan. Perjuangan seperti itu telah menimbulkan kegagalan. Perjuangan harus dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan secara factual- obyektif sehingga masayarakat Indonesia yang terdiri dari pluralitas suku, ras,agama, budaya dan bahasa dapat meraih kemerdekaan. Pemuda khususnya mahasiswa wajib menjadikan intektual dan moralitas sebagai modal dasar dalam mengadakan pergerakan Nasional hingga mewujudkan kemerdekaan. Pada diri pemuda tumbuh sikap dan kesadaran serta wawasan kebangsaan yang mengharuskan pemuda berjuang secara holistik, menyeluruh dalam perspektif kerakyatan, solideritas, dan keadilan sosial.

Sumpah Pemuda saat ini bak hembusan angin surga. Semua orang tahu sekarang bukanlah zaman dimana angkat senjata dan baku tembak untuk melawan penjajah. Saat ini merupakan saat kita sebagai bangsa Indonesia bergelut dalam berbagai permasalahan yang mengancam disintegrasi bangsa dimana hal tersebut merupakan musuh nyata kita saat ini. Pemuda sebagai figur teladan dan agent social of control semakin terpuruk dalam kejayaannya di masa lalu. Aksi kekerasan, korupsi, KKN yang semakin merajalela, benih-benih individualisme, rendahnya tanggung jawab sosial, sikap egois, eksklusivisme kelompok, dan berbagai ancaman lainnya telah menjadi ancaman besar bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dilema yang sedang kita hadapi saat ini semakin serius bila tidak ada kepedulian dari berbagai pihak yang terkait. Dari mulai keluarga hingga jajaran pemerintah yang paling bertanggungjawab untuk bisa menyadarkan pemuda agar tidak menjadi penyebab perpecahan atau semakin amburadulnya bangsa ini.

Sumpah Pemuda di mata Pemuda Saat Ini

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline