Lihat ke Halaman Asli

Be Smart Parents

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Be Smart Parents

Menjadi orangtua cerdas secara emosioanal dan spiritual sebenarnya tidak sukar. Awali dengan membangun kesadaran dan ‘menjagai’ agar senantiasa dalam kesadaran. Banyak situasi yang membuat seseorang kehilangan kesadarannya dan juga kendali atas dirinya sendiri. Sehingga yang dikeluhkan begitu banyak dan selalu timbul perasaan tidak puas.

Mari kita mengasah secara berkala, rutin, atau incidental agar menjadi orangtua yang cerdas dengan merancang untuk mengikuti program parenting, membeli buku-buku pendidikan anak, membaca barang satu jam untuk memambah wawasan, mengikuti seminar dan pelatihan, saling mengunjungi dan berbagi sesama orangtua.

Pentingnya Keseimbangan. Jiwa yang kuat dibangun di atas iman yang kuat dan disuburkan dengan ibadah yang benar dan kontinu, serta dirawat dengan akhlak mulia. Kualitas ruhiyahnya membuat ia memiliki wibawa di manak-anaknya, memiliki kedudukan istimewa dan memiliki kalimat yang berbobot. Segala tingkah lakunya akan mendorong anak untuk mengikuti. Kehadirannya membawa aura yang menyejukkan dan menentramkan.

Saat Anda diliputi banyak urusan dan persoalan ,berhentilah sejenak lalu berzikirlah dan istigfar. Dzikrullah akan membuat Anda terkendali. Maka milikilah karakteristik dasar seorang pendidik berikut ini;

1. Ikhlas. Mendidik anak sebagai amanah Allah. Jadikan anak saleh untuk menjalankan perintah Allah dan membela agama-Nya.Tanpa mengharapkan pamrih duniawi.

2. Taqwa. Taqwa adalah rahasia seseorang dengan Allah karena dia berada dalam lubuk hati yang paling dalam . Namun ia maujud dalam prilaku yang selalu berpegang kepada perintah Allah.

3. Ilmu. Orangtua harus membekali diri dengan ilmu dan ketrampilan . Belajar sepanjang kehidupan menjadi kunci untuk tak pernah kenyang dengan ilmu.

4. Penyabar. Kesabaran tidak memiliki batas. Sabar dalam senyuman mungkin lebih mudah, namun sabar ketika harus menghukum, itulah ujian yang berat.

5. Rasa Tanggungjawab. Tanggungjawab secara duniawi mendidik dan menjaga anak agar menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan bangsanya, sedang tanggungjawab kepada Allah untuk merawat titipan-Nya dan mengembalikan kepada Allah sesuai dengan fitrahnya.

6. Kasih Sayang. Hanya kasih sayang yang membuat seseorang bertahan mencintai anak tanpa henti. Kasih sayang akan memotivasi kita selalu menjaga anak agar senantiasa dalam kebaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline