Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Mendedah Jumari dengan Parade Puisi "Tembang Puisi bagi Jumari"

Diperbarui: 10 Februari 2022   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

saya saat baca puisi bagi Jumari , foto koleksi pribadi

Sabtu, 29 Januari 2022 pukul  20.00 Kota Kudus cerah dengan diantar suami, aku  menuju ke Univestas Muria Kudus yang terletak di Desa Gondangmanis Kecamata Bae Kabupaten Kudus yang jaraknya sekitar 2 KM dari rumah. Kami langsung menuju ke tempat acara, yaitu di lapangan basket yang letaknya agak masuk di dalam lingkungan  kampus yang telah sepi. Ternyata tamu sudah banyak yang datang  aku lihat dari kejauhan acara pun sudah dimulai, sepertinya pembukaan acara oleh Dr. Mohammad Kanzunudin sebagai  Ketua Jurusan Fakultas Bahasa dan Sastra UMK. 

Saya segera masuk dan bergabung dengan teman-teman yang sudah ada, lama rasanya kami para penggiat sastra di Kudus tidak pernah bersua dalam sebuah acara sastra seperti ini, apalagi ditambah adanya pandemi Covid-19 yang melanda. Alhamdulillah malam itu saya bertemu kembali,  Mbak Ima Yaya seorang guru di SMK 2 Kudus dan juga seorang penyair, Bu Widya Ningrum seorang penggiat  sastra kawakan di Kudus yang juga seorang guru di Banat 2 Kudus. Bukan hanya yang berasal dari Kudus, namun hadir juga  Ardi Susanti seorang penyair dan guru dari Tulungagung yang jauh-jauh datang ke kota Kudus karena kedekatannya dengan Almarhum Jumari HS dan para penyair kota Kudus laiinya. Untuk penyair laki-laki, tampak Rayhan Abdurrahman, Pak Mukti Sutarman Espe, Mas Noor Ahsin dan juga penyair terkenal dari Surakarta yang juga menjadi pioner Puisi menolak Korupsi dan juga pencetus ide penyusunan buku antologi  Tembang Puisi bagi Jumari. Selain para penyair yang semuanya menjadi sahabat Jumari tatkala masih hidup, ada juga keluarga dari Almarhum Jumari HS, Seperti  Bu Sukinah, istri almarhum, Andika Arina putra sulung almarhum, dan juga putra-putri dan cucu Jumari HS Lainnya. Tak lupa acara juga dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa FBS UMK sebagai panitia acara.

Sesuai dengan judul acara, yaitu Mendedah Jumari, acara yang bawakan  oleh seorang anak muda berbakat alumni sekolah alam Rumah Dongeng Marwah yang saat ini terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Filsafat UGM.  Mendedah yang artinya  membuka atau membedah, jadi acara ini diperuntukkan untuk membedah untuk mengenang Jumari HS melalui karya-karya sastranya dan juga melalui keluarga dan kerabat yang mengenal   Almarhum Jumari HS.

Kenangan-kenangan yang terekam para sahabatnya, menggambarkan bahwa Jumari adalah seniman yang gigih, bahkan Sosiawan Leak menyebut kalau Jumari itu seperti wali. Yang tak ada galaunya setiap melangkah, selalu percaya diri akan selamat . Dengan puisinya Jumari bisa terbang kesana-kemari mengikuti perlehatan sastra baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan dengan puisinya pula akhirnya Jumari diangkat menjadi karyawan bulanan (tetap) dengan posisi yang bagus, dari yang semula hanya buruh harian saja di sebuah pabrik rokok terbesar di Kota Kudus.

Jumari HS merupakan  penggerak budaya, khususnya bidang literasi di Kota Kudus bersama para sahabatnya, seperti Almarhum Yudhi Ms yang lebih dahulu meninggal  pada  tanggal 26 Mei 2016. Beliau bersama dengan tokoh-tokoh satra lainnya di kota Kudus mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama KPK atau Keluarga Penulis Kudus. Komunitas yang mewadahi para sastrawan  dan penulis terutama penulis bidang sastra.

Bahkan KPK pernah mendapat mandat menjadi tuan rumah dan penyelenggara perlehatan akbar, Pertemuan Penyair Nusantara pada tahun 2019 yang diikuti oleh ratusan penyair dari berbagai wilayah di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam, maupun Thailand. Jumari HS sebagai sastrawan sekaligus pegawai di pabrik rokok terbesar di Kudus, mempunyai peran yang penting dalam perlehatan akbar tersebut. Karena acara tersebut dapat terselenggara dengan sukses berkat bantuan para donatur, pabrik rokok  Djarum, pabrik Jenang Mubarok dan para pengusaha lain di kota Kudus, dan tentu saja dengan kerjasama yang solid para ketua, sesepuh dan anggota KPK lain yang muda-muda.

Sebelum acara Mendedah Jumari diadakan, pada siang harinya telah diadakan lomba untuk membacakan salah satu puisi yang ada di buku Tembang Puisi bagi Jumari. Lomba ini diikuti  oleh 45 peserta dari berbagai kota, Kudus,  Banyumas, Jepara, Semarang, Kendal, Rembang, Demak, Salatiga dan Surakarta.  Dengan  para juri : Mukti Sutarman Espe, Widya Ningrum, dan Sosiawan Leak.

Dari hasil lomba diperoleh 5 juara yang juga tampil di acara Mendedah Jumari pada malam harinya. Masing-masing, adalah :

JUARA 1    :  Sabda Linangkung Janna  -  Semarang

JUARA 2    :  M. Sulkhan   -  Kendal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline