Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

"Mustika Rasa", Aktualisasi Pancasila Melalui Budaya Jalur Rempah Warisan Presiden Soekarno

Diperbarui: 27 Desember 2021   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar milik pribadi acara MustikaRasa On Stage Semarang

"Kalau generasi kita mau maju maka yang dikuatkan adalah akarnya, yaitu melihat masa lalu  untuk  kemudian memikirkan masa depannya "  sebuah gagasan yang sampaikan oleh Yudi Latif kepala BPIP ( Badan Pengamalan Ideologi Pancasila) sehingga BPIP merasa perlu melaunching Mustika Rasa yang merupakan kumpulan resep masakan Nusantara yang dirangkum oleh Presiden Soekarno. 

Ada 1600 resep masakan yang mecerminkan kebinekaan Indonesia melalui rempah dalam resep masakan. Dengan mencintai makanan Indonesia kita juga akan lebih mencintai bangsa ini, Indonesia tercinta.

Pada tanggal 24 Desember 2021 di Toko Roti Oen yang berada di gedung Oud en Niew GKBI Kota Lama Semarang telah dilangsungkan Mustika Rasa On Stage. Acara yang dipandu langsung oleh Direktur Jaringan dan Pembudayaan, Dr. Irene Camelyn Sinaga dimulai pada jam 13.00 WIB dengan dihadiri oleh Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Sejarawan JJ Rizal, pemilik toko Oen generasi 3 Megaputri Megaradjasa atau Ibu Jenny, Chef Hardian Eko Nurseto serta IR. Prakoso M.M. sebagai Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP yang sekaligus launching Mustika Rasa On Stage di Semarang ini.

IR. Prakoso deputi BPIP memberikan sambutan, foto milik pribadi

Secara simbolis diberikannya 10 celemek masak dan  makanan simbol akulturasi budaya seperti : Lumpia, nasi goreng, es krim dan busa rempah

ibu Jeny secara simbolik menerima makanan foto milik penulis

Semarang sebagai kota akulturasi budaya mendapat kesempatan pertama Launching Mustika Rasa On Stage yang akan dilaksanakan di 7 kota di Indonesia.

JJ Rizal megungkapkan bahwa Mustika Rasa pernah menjadi panggung nasional, namun karena peristiwa yang terjadi pada tahun 1965 menjadi tenggelam dan dilupakan.  Kemudian diliris kembali pada tahun 2016.

Pada tahun 1950, FAO menyatakan bahwa Asia dalam setengah abad terakhir akan terjadi krisis pangan. Karena ada kecenderungan secara keseluruhan orang-orang Indonesia pelan-pelan akan menjadi pemakan nasi, sementara dalam sejarah budaya Indonesia tidak semua orang Indonesia itu pemakan nasi. Di Jawa ada yang makan cantel, atau sogum, ada yang makan roti, jagung, ketela, porang dan lainnya. 

Mustika Rasa bukan sekedar buku resep, bukan hanya ingin menyelamatkan tapi juga ingin mengangkat panggung kekayaan, perbendaharaan, warisan jangka panjang dari leluhur kita, dari berbagai penjuru Indonesia, baik di darat maupun di laut. Ingin menjamin kebudayaan sebagai alat survival untuk selamat di masa depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline