Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Minimalis atau Kolektor

Diperbarui: 5 Mei 2021   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar kreasi sendiri dari Canva

 

Kolektor ? 

Hah... boro-boro jadi kolektor,  punya satu barang aja harus nabung dulu untuk mendapatkannya ( kasihan ya..) abis itu cepet bosen pula....

Begitulah aku, yang dari kecil tak pernah menyukai sesuatu sampai segitunya. Paling-paling punya satu dengan fungsi yang sama bisa dipakai selamanya, sampai barang rusak bener-bener tak bisa digunakan.

Minimalisme, apakah itu ?

Adalah sebuah gaya hidup sederhana, tidak berlebihan, lebih mementingkan kualitas daripada kuantitas.  Hidup tanpa kehedonan, semua serba simple dan sedikit.  Beberapa tahun terakhir ini gerakan hidup minimalis mulai diterapkan dan disukai banyak orang. Dengan hidup minimalis  seseorang mengurangi ikatan dan ketergantungan dengan harta duniawi, yakni minimalisme.  Marie Kondo dengan metode KonMari menjadi panutan gaya hidup minimalis yang makin populer ini. 

Gaya hidup yang sederhana ini dulu pun dicontohkan oleh Rasulullah, walaupun sebagai pemimpin beliau bisa mengumpulkan harta dengan kekuasaannya, namun Rasulullah memilih hidup serba sederhana. Mulai dari pakaian, tempat tinggal sampai makanan. Jadi apa salahnya kita meniru beliau, yang tidak mencintai harta duniawi secara berlebihan. Karena dunia sifatnya sementara, yang abadi adalah kelak pada kehidupan setelah kematian di alam Barsah. Begitu sederhananya Nabi Muhammad SAW, sampai akhir hayat beliau tidak pernah menikmati roti sampai kenyang.  Bahkan keluarga Nabi Muhammad SAW pernah selama sebulan tidak memasak apapun, hanya mengkonsumsi kurma dan air. Namun beliau tak berat hati memberikan apapun yang dimilikinya kepada orang lain. Pakaian yang dikenakan satu-satunya pun diberikan kepada orang lain yang memintanya. Beliau juga tidur hanya beralaskan tikar yang sederhana.

Kembali kepada gaya hidup minimalis, sebuah gaya hidup yang  hanya memenuhi kebutuhan dasar dan membiasakan diri tidak mencintai barang secara berlebihan. Sehingga gaya hidup ini mengajarkan kita untuk lebih ikhlas dan bersyukur dalam hidup.

Gaya hidup minimalis sangat bertolak belakang dengan para pecinta koleksi, karena seorang minimalis hanya membutuhkan barang-barang yang dipakai saja dalam jumlah yang minimal, satu, dua atau tiga barang saja. Seorang minimalis tak mempunyai hasrat membeli barang- barang yang hanya untuk 'pajangan' saja.  Sehingga seorang minimalis mempunyai ruang yang lebih lega, tidak memerlukan banyak tenaga dan biaya untuk merawat barang-barangnya sehingga energinya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang lebih berguna.

Dengan hidup minimalis hidup menjadi lega, rumah tidak dipenuhi tumpukan barang yang hanya sebagai 'pajangan' saja, barang-barang yang dipunyai benar-benar hanya barang yang dibutuhkan , misalnya saja mengoleksi peralatan  yang mahal-mahal.  Bagi aku  biar saja punya beberapa potong baju, asal kita bisa  berkreasi memadupadakan dan merawat dengan baik agar barang awet . Misalnya.  kalau terpaksa pingin beli baju lagi sebaiknya kita pilihin lagi baju-baju yang lama tidak dipakai untuk dihibahkan pada orang lain, pilih baju yang bisa dipakai untuk segala suasana dengan sedikit modifikasi biar tidak bosan.

Demikian juga dengan sepatu yang kita miliki, pilihlah sepatu yang bisa dipakai untuk segala suasana. Jadi kamu hanya perlu dua, atau 3 pasang sepatu saja. Sepatu kasual , heels atau wedges dan flat shoes yang sudah bisa mewakili pemakaianya dalam segala susana. Pokoknya pilih barang yang  berkualitas dan  fleksibel sehingga awet dan bisa dipakai berbagai macam keperluan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline