Kala bulan Ramdan tiba, bukan hanya kita orang dewasa saja yang riang menyambutnya, namun anak-anak juga bersuka-cita tiap sore memenuhi masjid, mushola dan langgar untuk mendengarkan ceramah singkat dan buka bersama di Masjid. Yang paling riuh aku dengar adalah suara anak-anak membaca doa buka puasa bersama-sama :
"Allaahumma lakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"
yang artinya :
" Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu , wahai Dzat Yang Maha Penyayang "
Setelah itu hening sejenak karena yang di Masjid sedang membatalkan puasanya bersama-sama, sesaat kemudian Azan Magrib terdengar, rasanya damai sekali karena puasa hari itu telah terlaksana dengan penuh kenikmatan.
Terlepas dari polemik berbagai doa yang dianggap lebih afdhol atau lebih sahih, doa buka puasa di atas sudah terlanjur melekat dalam diri semenjak kanak-kanak saat ini pun ramai dibaca oleh anak-anak sebagai pertanda mereka bisa makan bersama-sama di Masjid.
Keberadaan anak-anak di Masjid kadang-kadang juga menjadi sebuah polemik, apabila anak-anak itu kelewat ramai sehingga dapat mengganggu kekhusukan orang beribadah.
Namun bila tidak dari kecil mereka tidak dibiasakan masuk ke dalam masjid, takutnya menjadi menjauh dengan Masjid, yang artinya mereka menjauh pula dari belajar ilmu agama pula.
Selain doa buka puasa di atas, ada sebuah doa lagi yang dibaca bersama-sama setelah Salat Tarawih selesai, yaitu doa Niat Berpuasa Ramadan, terlepas dari polemik boleh tidaknya doa ini dibaca secara lahir, atau diucapkan.
Doa Niat berpuasa Ramadan itu :
" Nawaitu shauma ghadin an'adai fardi syahri Ramadani hadihisanati Lillahita'ala"