melepasmu hanya dengan satu kecupan
menjadikan anganku samar-samar
karena malam kian hambar
berkali-kali hasrat terlempar
dan aku bagai petualang yang terdampar
Duhai, Kekasih
biarkan aku menuntaskan kecup
sebelum rembulan menyandra semua inginku
menyembunyikannya di gelap awan dan meluruh bersama hujan sepanjang jaman
menyamarkan isak dengan denting rinai berkepanjangan
hingga maghrib tiba,
dan engkau masih juga berkabar sia-sia
melepasmu hanya dengan satu peluk
menjadikan aku bagai mahluk yang terkutuk
yang tak bisa lepas dari hangat sisa di ranjang empuk
walau dindingnya sudah benar-benar lapuk
tetap saja aku terpuruk
Duhai, Kekasih
berjanjilah suatu saat nanti tak usah engkau pergi
sebelum aku puas memeluk
sebelum aku tuntaskan kecup
sampai kita benar-benar menuai bersama
saat hangat mentari pagi hari tak lagi menjadi gigil
Kudus, 25 Januari 2019
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H