Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Puisi | Jika Bumi adalah Ibu

Diperbarui: 21 Desember 2018   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kegiatan menanam Mangrove di Mangkang foto dok. panitia

Jika bumi adalah ibu
dan pohon-pohon sebagai anak kesayangannya
bunga-bunga adalah wujud cinta kasih
masih sanggupkah engkau terus merusak, menjarah bahkan memperkosanya
memenggal tanpa suatu alasan, memerah dengan serakah

Tak pernahkah kau banyangkan, bagaimana ibu  yang selalu mengasihi anaknya
akan terus tersakiti bila terus-menerus melihat puteranya tercampakan, ditindas bahkan dipandang sebelah mata
padahal hanya dia yang sanggup merawat ibu
mengaliri dengan doa-doa disetiap helai daunnya
menyerap setiap dosa pada serabut akar-akarnya
menopang tegak tubuhnya dengan batang-batangnya yang kokoh
dan tangan ibu yang gemulai, selalu suka dengan sulur-sulur yang merambat

rawat, rawatlah anak kesayangan ibu
dengan ilmumu, dengan hatimu dan juga dengan pikirmu
biarkan rimbun menjadi penghalang terik
dan mentari menjadi saksi kecintaanmu
karena bila telah berbuah nanti , engkau juga yang akan menikmati

Jangan biarkan ibu dilanda duka karenanya
banjir, gempa, tsunami dan likuifaksi tanda duka ibu yang mendalam
kasihi ibu, sayangi peteranya
karena pada mereka kita titipkan raga dan jiwa yang kerdil ini
karena pada mereka kita akan menanti
karena pada mereka hidup dan mati akan kembali

Kudus, 21 Desember  2018

Salam hangat selalu

Dinda Pertiwi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline