Batik abstrak merupakan perpaduan antara seni batik dan lukis. Sebuah karya seni batik yang tidak lazim, atau batik aneh, tau boleh dibilang batik 'pemberontak' Karena batik tidak lagi terpaku pada pakem seni batik yang kadang membuat orang bosan atau terlalu formil mengenakannya. Karena motif batik adalah art, seni, sehingga setiap saat bisa dikembangkan disesuaikan dengan selera jaman dan juga selera pemakainya.
Adalah Suyono Sugondo yang puluhan tahun malang melintang menggeluti profesi sebagai jurnalis, sekarang lebih mantab menjadi sosok kreatif dibalik karya-karya unik dari balik indahnya batik abstrak yang sedang mencoba dikembangkannya. Rumah produksi yang sekaligus menjadi tempat tinggal keluarga banyak memberikan inspirasi mengembangkan motif-motif batik abstrak diberi label BATIK SEKAR BATU yang beralamat di dusun Bleberan, desa Banaran, kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, Yogjakarta.
Pengalaman berpuluh tahun di bidang jurnalis banyak memberinya inspirasi baik dalam menuangkan kreasinya pada selembar kain maupun dalam membangun pasar dari hasil produksinya.
Suyono Sugondo atau yang lebih akrab dipanggil Pak Dhe Gondo ini merupakan temen semasa kuliah penulis di Fakultas Sastra Undip Semarang, memulai karir sebagai jurnalis di Harian Sore Wawasan , yang merupakan kelompok SUARA MERDEKA GROUP. Pada tahun 1996 Pak Dhe Gondo hijrah ke Telivisi Pendidikan Indonesia, kemudian bergabung dengan RCTI selama tujuh tahun lebih. Hingga akhir bergabung dengan METRO TV selama lebih dari 14 tahun , sampai akhirnya bulan April 2017 kemarin mengundurkan diri dari dunia perjunalisan.
Menjadi seniman batik bukanlah pilihan instan , atau tiba-tiba digeluti oleh Pak Dhe Gondo , namun pilihan ini sudah melewati proses kontemplatif atau perenungan yang panjang. Setidaknya dalam dua tiga tahun terakhir, obsesi memiliki rumah produksi batik abstrak memang sangat kuat. Sehingga dengan seijin istri tercinta, Pak Dhe Gondo memutuskan untuk istiqomah di jalur batik abstrak.
Aneka motif batik abstrak menghiasi berbagai sudut rumah yang sekaligus menjadi rumah produksi dan sanggarnya, merupakan hasil eksplorasi ide- ide segar untuk menciptakan motif bati abstrak. Pak Dhe Gondo ingin menjadikan batik bukan lagi sebagai pakaian yang membosankan dan mampu bersaing di dunia internasional.
Warna demi warna dioleskan pada selembar kain tanpa pola, bahkan terkadang menyelipkan pesan- pesan lucu untuk setiap motif batik ciptaannya. Goresan unik, lucu, artistik dan alamiah ini untuk menciptakan kesan bahwa batik bukan benda keramat yang harus diruwat setiap bulan Syura.....kesan angker pada batik hendak dihilangkan, karena batik bukan benda pusaka keraton yang harus diwarangi setipa bulan Syura. Pak Dhe Gondo ingin pemakai batik bisa memembus semua kalangan.
Batik abstrak karya Pak Dhe Gondo sudah mulai dikenakan oleh berbagai kalangan masyarakat, seperti selebritis dan juga tokoh masyarakat. Rumah produksi Batik Sekar Batu menatuk harga standar pada setiap karya batiknya. " Yang penting terjangkau berbagai kalangan masyarakat" kilah Pak Dhe Gondo.
Meliris motif batik baru juga dilakukan oleh RUMAH BATIK SEKAR BATU seperti pada akhir-akhir ini kembali merilis sejumlah motif baru yang lebih tajan dan romantic. Dengan warna yang tajam namun tetap romantic, dan penuh kepribadian. Seperti motif Romantika Senja, dan motif Blue Romansa, didedikasikan untuk penggemar batik yang telah berusia 40 tahun keatas, agar tetap memilki romantisme terhadap kekasihnya.
Motif ini menjadi penggugah semangat hidup pasangan yang sudah berusia senja yang biasanya tidak romantic lagi terhadap pasangannya. Maka motif ini bak dongeng inspiratif yang mendorong agar tetap romantic di masa tua......" Agar hidup tidak sia-sia dan tetap indah sampai waktu menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Pak Dhe Gondo yang sok romantis ini...eh..pemilik Rumah Batik Sekar Batu ini.
Berbagai kendala pun dihadapi Pak Dhe Gondo, diantaranya adalah sentiment sempit yang terus mengutit mental sebagian pelaku industri dan kebijakan di wilayah Kulonprogo. Karena batik abstrak tidak dianggap sebagai karya seni batik, sehingga tidak dianggap sebagai asset daerah yang perlu disupport. Bahkan membangun motif yang susah untuk dikembangkan , yakni motif gebleg renteng. Tetapi bagaimanapun Batik Sekar Batu siap bersaing gagasan di dunia sandang dan membangun pangsa pasar. Tanpa sentiment sempit dan kepentingan sempit.