Sebenarnya bisa bisa kapan saja sih , menikmati sesuatu yang ada di kota sendiri tapi kalau sendirian... gak seru lah ! Maka aku tunggulah teman-teman yang di luar kota untuk liburan ke Kudus.
Pada waktu libur berurutan kemarin beberapa teman asli Kudus yang saat ini sudah hidup menetap di ibukota maupun di kota-kota lain di grup WA mengungkapkan ingin liburan pulang ke kota masa kecil , kota kami Kudus tercinta ! Walaupun tidak semua yang pulang ke kota masa kecil bisa pulang ke rumah masa kecil atau rumah orang tua. Karena rumah orang tua yang sudah tiada , rumah sudah dijual atau lainnya. Namun semangat untuk pulang ke kota masa kecil tetaplah menggelora, karena sekarang banyak hotel dan tempat menginap untuk keluarga yang tersedia di kota Kudus, jadi kenapa bingung-bingung…. Menikmati kenangan masa kecil tetaplah membuat semangat kembali menggelora.
Pagi itu walau rintik hujan masih menyelimuti kota Kudus, tidak menyusutkan niat kami berkeliling menikmati kenangan masa lalu.
Awal pagi itu kami ingin menikmati sarapan dulu dengan makanan khas Kudus yang murah meriah, yaitu Lenthok Tanjung Kudus. Di pusat lentok Tanjung tepatnya di perempatan menuju desa Tanjung. Disana berderet-deret kios makan, yang khusus menyedian menu sarapan Lenthok tersedia dari pagi sampai jam sebelas siang.
Lenthok.
Makanan khas Kudus yang biasanya disajikan pagi hari untuk sarapan ini, berbahan sayur nangka muda, dan kothokan tahu. Apa itu khotokan tahu ? Kothokan tahu adalah tahu yang digoreng gemendhu ( tidak terlalu matang ) kemudian disayur dengan santan.
Lenthok Tanjung disajikan dengan lontong yang dibuat besar-besar kemudian diiris-iris. Rasa gurih sayur Nangka muda berpadu dengan khotokan tahu menjadikan hidangan sarapan ini tidak terlalu berat walaupun cukup mengenyangkan. Porsi yang disajikanpun kecil, hanya satu piring kecil yang dilapisi dengan daun pisang.
Walaupun rasanya selangit, namun harga seporsi Lenthok hanya 4.000 rupiah saja saat ini, bahkan kemarin-kemarin sebelum harga-harga kebutuhan dapur naik, harganya seporsi Lenthok hanya 3.000 rupiah saja.
Lenthok khas Kudus ini hanya dijual dan dibikin oleh penduduk desa Tanjung atau Tanjung Karang saja, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Jati Kudus ke arah Prwodadi.
Hampir semua penjual Lenthok yang menyebar di seluruh wilayah kota Kudus berasal dari desa Tanjung ini,. Bahkan ada beberapa yang berjualan lenthok sampai keluar kota, yaitu daerah-daerah sekitar Kudus, seperti Pati, Jepara dan Demak.
Dulu pada waktu saya masih kecil ada bapak-bapak yang berjualan lenthok keliling dengan pikulan yang khas. Namun sekarang setelah banyak penjual lenthok yang mempunyai kios , penjual lenthok keliling tidak ada lagi.