Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Di dalam Antrian

Diperbarui: 6 Maret 2017   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

suara suara mesin pemanggil terus menggema antrian telah berkurang,walau masih panjang

dan masih banyak yang baru datang

tiba - tiba rasa ngantuk mendera

antrian masih sepanjang ular ularan duduk berjajar menunggu giliran

seksama kusimak nomer antrian yang dipanggil

50 nomor lagi kini harus sabar

kalau terasa lapar silakan ada restoran

Waak..

mataku terbelalak...

seorang kakek tertatih-tatih ikut mengambil nomor antrian

sendiri tiada berteman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline