Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

[ Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /12/

Diperbarui: 11 Oktober 2016   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="FC"][/caption]

Jam 7 pagi Bos Damang dan Sofian sudah berada di Kantor KSP Tanjung, sambil menunggu Mikun datang, Sofian menyerahkan Surat Pengunduran Diri pada Bos Damang.

“ Saya ingin masalah segera selesai Bos, agar saya meninggalkan KSP Damai dengan tenang tanpa beban yang mengganjal. Silahkan Bos periksa rekening-rekening saya dan istri , ini saya bawa buku rekening, atau Bos bisa datang ke rumah apa yang kami miliki, karena sejak Imoeng datang kemari usahanya semakin lancar, jadi kami bisa memebeli sebidang tanah dan membangun rumah seperti sekarang ini, juga berkat bantuan Bos Damang secara langsung “ kata Sofian pada Bosnya.

“ Iya ..Mas, saya tahu saya tak akan menuduh Mas Sofian macam-macam, makanya saya tantang Mikun agar dia berani mempertanggung-jawabkan ucapannya kemarin, ditambah biar hal yang tidak jujur jangan diulangi lagi, apalagi kita bergerak di bidang keuangan, kalau tidak jujur lambat laun bisa menggerogoti usaha ini.” Jawab Bos Damang menyakinkan.

“ Iya..Bos, Bos harus hati-hati mempunyai karyawan seperti itu, saya juga merasaka kecolongan punya anak buah seperti itu tidak mengetahui dari dulu “ jelas Sofian.

“ Kita tunggu saja, kalau sampai jam 8 Mikun tidak datang , berarti dia mempunyai itikat yang tidak baik, aku akan segera memecatnya “.

“ Iya..jangan-jangan Mikun sudah pulang ke Balangan dan siap-siap melarikan diri “

“ Betul Mas, aku telpon Sriono saja, apa Mikun sudah sampai di sana, biar dia yang mencegah Mikun untuk melarikan diri. Biar Sriono juga mengamankan uang KSP Balangan yang selama ini dibawa Mikun juga,” kata Bos Damang, sambil menggambil hp yang ada di dalam saku bajunya dan langsung menelpon Mikun.

Berkali-kali bunyi dering meamanggil tetapi Mikun tidak mau mengangkatnya juga, padahal dia tahu kalau itu yang menelpon adalah Bosnya.

Mikun memang sedang dalam perjalanan menuju ke Banjar untuk segera pulang ke Jawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline