Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

[Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC] Mendulang Asa di Bumi Borneo /10/

Diperbarui: 17 April 2016   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="fc"][/caption]

Sampai di rumah Sofian langsung menuju ke kamar mandi, untuk mandi dan membersihkan diri serta berwudhu. Karena di ruang tengah Bapak, ibunya, Imoeng dan anak-anaknya sedang menunaikan sholat Maghrib. Semenjak ada bapak dan ibunya datang keluarga Sofian membiasakan sholat Maghrib berjamaah di rumah. Kalau Sofian sedang di rumah, ia yang menjadi imamnya, namun bila tidak ada bapaknya biasa menggantikan posisinya menjadi iman sholat.

Sofian cepat-cepat mandinya sehingga sempat mengikuti sholat berjamaah walaupun hanya satu rekaat saja.

Usai sholat berjamaah biasanya dilanjutkan dengan makan malam bersama. Karena setelah itu Ayuk dan Ais harus segera belajar dan menyiapkan buku-buku yang harus dibawa ke sekolah esoknya.

Sambil membereskan bekas makan malam Imoeng menyempatkan menanyakan tugas-tugas dan PR yang mungkin ada pada Ayuk dan Ais.

“ Ais…PR sudah dikerjalan belum ?”

“ Sudah Buk..ae…oh iya besok disuruh membawa kertas karton berwana emas dan merah Buk..untuk membuat prakarya di sekolah besok..” kata Ais.

“ Kenapa baru bilang sekarang Ais…lihat tuuh, di toko masih ada kadak..?”

Ais segera berlari ke ruang depan yang digunakan sebagai toko oleh ibunya.

“ Ada..hanya merah Buk..ae..yang emas kadadak..”

“ Boleh ulun nukar di toko depan sana Buk..ae..”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline