Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

[ Tantangan Menulis Novel 100 Hari FC ] Mendulang Asa di Bumi Borneo /8/

Diperbarui: 2 April 2016   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="FC"][/caption]

 

 

Baca sebelumnya :Mendulang Asa di Bumi Borneo /7/

 

Pagi-pagi Imoeng dibantu oleh mertua dan para tetangganya sudah masak membuat Nasi Gudangan, lengkap dengan lauk pauknya, tahu, tempe goring, ikan teri asin kecil-kecil,telur rebus, perkedel kentang, perkedel jagung, dan tak lupa 3 buah ayam ingkung, sudah untuk di hidangkan.

Tikar digelar di tengah-tengah tanah yang hendak dibanguni rumah. Nasi gudangan, ayam ingkung semua sudah tertata di dalam tampah, yaitu wadah lebar bulat dari bambu.

Para tetangga kanan kiri yang diundang, para tukang, dan seluruh anggota keluarga sudah berkumpul duduk melingkari hidangan.  Dan beberapa piring bubur merah putih.

Jam 7 pagi Pak Ustad datang, untuk membacakan doa dan sedikit ceramah buat tuan rumah dan para tukang sebelum memulai bekerja .

Setelah pembacaan doa selesai dilanjutkan dengan acara makan bersama, semua dalam kebersamaan. Baik mereka yang asli dari Tabalong maupun yang pedatang dari Jawa. Baik yang punya kerja maupun para pekerja. Sofian juga mengundang teman-temannya di KSP ‘Damai’ Tabalong untuk ikut bancaan dan sarapan di tempatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline