Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Misteri Arwah Penghuni Rumah Kontrakan Kami

Diperbarui: 2 Februari 2016   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Sudah hampir sebulan suamiku diterima kerja di sebuah perusahaan tambang batubara di pedalaman Kotabaru Kalimantan. Namun karena belum mendapatkan rumah kontrakan di tempat kerja yang baru,  sementara aku belum bisa mengikutinya, dan masih tinggal di kontrakan yang lama yang jauhnya kira-kira 7 jam perjalanan dari tempat kerja suami yang baru.

Jam kerja suami yang dari subuh sampai selesai maghrib membuat suami tak ada waktu untuk mencari-cari rumah kontrakan baru apalagi banyaknya pendatang baru yang butuh tempat tinggal di desa itu. Saat libur tiba suami  akan mencari banyak info dan juga mensurvai rumah kontrakan yang sesuai dengan kami. Akhirnya dapatlah sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat kost suami sementara.

" Udah dapat Nok.....rumahnya lumayan besar dan halamannya juga luas, tidak terlalu jauh dengan tetangga kanan kiri....tapi rumahnya lama tak berpenghuni...ini mau dibersihkan dan diperbaiki dulu.....nanti kamu bisa nyusul kesini...". Begitu laporan suami  saat telpon tadi malam.

Paginya aku memberesin dan mengepak semua barang untuk segera pindahan, karena sepi juga hidup sendiri di perantauan. Kami hanya hidup berdua, aku dan suami karena kami belum dikaruniai anak.

Dua hari kemudian suami menelpon bahwa barang-barang bisa dibawa kesana dulu dengan menyewa  kendaraan truck. Walaupun proses bersih-bersih dan perbaikan rumah belum selesai semua. Agar aku  bisa segera menyusul setelah semua barang terangkut kesana. Aku  tidak bisa ikut bersama truck, karena tidak mungkinlah seorang wanita ikut bersama truck.

Sehari setelah barang terangkut semua, saya segera pamit dengan yang punya kontrakan dan tetangga kanan kiri, yang selama saya sendiri ditinggal suami pindah kerja telah berbaik hati menemani aku.

Dengan naik bus antarkota dan menyebrang dankapal Ferri dilanjut dengan perjalanan menggunakan speatboat  akhirnya aku  menyusul suami, walaupun daerah sangat terpencil dan asing bagiku tapi harus berani menempuhnya sendiri. Suami  tidak bisa menjemput karena tidak ada libur.

Syukurlah...akhirnya aku sampai juga ke desa tempat suami tinggal, walaupun sebelumnya sempat dag-dig dug karena tiba-tiba sinyal  telpon hilang dan suami juga tidak memberi alamat yang jelas padaku. Tapi untung desa ini tak begitu luas jadi suami mudah menemukan aku setelah aku juga kebinggungan sewaktu ditanya sopir bis yang aku tumpangi...." Hendak turun mana pian..Bu "

Aku akhirnya diturunkan di tempat paling strategis agar suami mudah mencari. Sejam kemudian suami   baru bisa menemukan aku menyemputku.Untuk sementara aku tinggal di tempat kost suami yang bepenghuni laki-laki semua. Tapi aman saja , suami sudah bilang ke teman-teman kostnya dan yang punya kost agar aku bisa ikut tinggal disana beberapa hari sampai calon rumah kontrakan kami selesai diperbaiki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline