Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

[Merah Putih RTC] Negeri Setengah Merdeka

Diperbarui: 17 Agustus 2015   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="daerah perbatasan : kaskus.com"][/caption]

 

no. 25 Dinda Pertiwi

 

Bagaimana bisa lantang kau teriak ...Merdeka..Merdeka..Merdeka
sementara lautan lepasmu bebas dijamah pengeruk ikan kapal asing
hutan-hutan di Papua, Andalas, Borneo, dan Sulawesi terbelah terhisap pemodal kompeni
dan kita hanya jadi pekerja, sambil melihat hasil tambang terbawa entah kemana
benarkah kekayaan alam kita sudah merdeka ?

Bagaimana bisa lantang kau teriak ...Merdeka..Merdeka..Merdeka
sementara sekolah-sekolah hanya mampu mencetak buruh buruh pengabdi
sekolah-sekolah mewah tanpa dedikasi, dan guru-guru hanya mengejar sertifikasi
dan mereka yang cendekia lebih suka mengabdi di negeri yang mau mengupah tinggi
benarkah pendidikan kita sudah merdeka ?

Bagaimana bisa lantang kau teriak ...Merdeka..Merdeka..Merdeka
sementara bapak ibumu hanya buruh tani, atau pengembala sapi
hasil panennya cukong-cukong yang mengakangi, dan kartel kartel penuh ambisi
di pasar harga-harga meroket tinggi, dan petani hanya gigit jari
benarkah petani kita sudah merdeka ?

Bagaimana bisa lantang kau teriak ...Merdeka..Merdeka..Merdeka
sementara di majelis-majelis taklim ustad-ustad terus dihujat tak berderajat
beragama jadi guncingan, ketaatan diduga sebuah siasat
benarkah agama kita sudah merdeka ?

Kita masih terus berjuang, karena negeri ini baru setengah Merdeka...
dan setengahnya tugas kalian yang akan mengisi

 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline