[caption id="attachment_356262" align="aligncenter" width="300" caption="twinflame.com"][/caption]
Malam telah larut pada bejana berisi gairah
memudarkan warnanya pucat tak berdarah
merajam bulan dan melemas setelah kalah
perawanku telah punah dan menyerah
larutan malam tak lagi hapus resah
apalagi membasuh luka yang masih basah
lalu untuk apa aku terus bersandar pada jalinan kisah
bila berkali-kali gerhana berakhir gelisah
sebentar lagi bintang datang dengan dendang
dongengkan biduk yang tak lagi mencari terang
genderang malam menerjang terjengkang
akhirkan kisah tentang Sang bintang yang berwajah binatang
Melarutkan malam menjadi secangkir cerita
agar tak sumbang bagai ribuan tembang cinta
adalah hasrat yang tak pernah mereda
karena sesungguhnya rindu adalah jeda
pada larutan malam yang pekat erat sesaat
menepis semburat warna hitam melesat
disini aku meramu jejamuan agar kau rekat
berkisah bersama dalam indah asmara seabad
Kudus, 18 Maret 2015
Salam hangat dan jabat erat
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H