Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

Puisi Terakhir

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13957997101225781719

[caption id="attachment_300640" align="alignnone" width="300" caption="pic on fb"][/caption]

#‎puisicinta‬

Puisi Terakhir

"maafkan aku"
itu kata terakhir di puisimu
aku tak bisa lupakan itu
di bait terakhir puisimu
membuatku benar-benar luruh
selalu terngiang di telingaku
karena sungguh berarti adamu
kini engkau dimana sayangku

postingan terakhirmu
menjadi bacaan hari-hariku
tak terasa dua tahun tlah berlalu
masih aku baca selalu
sampai ku hafal jumlah hurufmu
serasa baru kemarin postingan itu
pusaramu hanya diam pilu
bila kuhadirkan doa-doa haru

kini kau tinggalkan aku
hanya berbekal puisi terakhirmu
aku harus sanggup lanjutkan hidupku
aku selalu telah memaafkanmu
kenapa kau tega tinggalkanku
tapi tak lelah kubaca puisimu itu
telah kurenungi makna kata-katamu
dan aku terus termangu

"lupakan aku..."
itu pintamu pada bait-baitmu
tapi mana bisa aku lupakanmu
bila puisi-puisimu selalu hadir dalam hidupku
langkahku tak pernah putus dari rikmamu
cinta tulus telah rasuki jiwa ragaku
"maafkan aku"
aku tak pernah bisa melupakanmu

Hingga kita bertemu di surga nanti
saat kita kumpul dalam keabadian
maafkan aku
semoga kau sanggup menungguku

mlatilorkudus, 25 Maret 2014



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline