Lihat ke Halaman Asli

Sri Subekti Astadi

ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

{DEAR PPA} Perempuan dalam Balutan Malam

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

No Peserta 68 Dinda pertiwi / Kaum Melati Sehati (fb)

ketika lampu-lampu taman mulai dinyalakan gincu-gincu tebal  berjejer menebar harapan menjaring bulan buat bekal hidup seharian berpupur deraan bersama kucuran hujan

berjaket birahi menerjang sunyi melempar diri dalam himpitan duniawi melangkah seksi ketika motor menepi berebut laki-laki pesundal sejati

memaki diri sendiri ketika tak ada yang menghampiri jam satu dini hari kawanan begundal  menyambangi minta layanan gratis hingga jelang pagi ibanya minta imbalan  bersambut goresan belati

Perempuan dalam balutan malam jalan tertatih, sedikit merintih mengalir darah yang tak lagi merah wajahpun berpeluh putih di rumah dua mulut balita terus saja merengek, menahan lapar juga pedih sedari kemarin belum juga merasai nasi apalagi susu murni

Matahari menyeruak buyarkan harapan pupuskan mimpi luka tak hanya sabitan belati  tapi menjalar merasuk nurani Perempuan malam bersama dua balitanya hembus nafas terakhir kali perempuan Dalam Balutan malam menyerah pada takdir Illahi

14251096681746600858

Kudus, 28 Pebruari 2015

'salam fiksi'

Dinda Pertiwi

sumber gambar : beritasatu.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline