Lihat ke Halaman Asli

Sri Rumani

TERVERIFIKASI

Pustakawan

Gagal Lagi Mengikuti Kompasianival 2018

Diperbarui: 6 Desember 2018   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perhelatan akbar Kompasianival sebagai tempat bertemunya para blogger dan warganet se Indonesia, tinggal menghitung hari. Acara tahunan kali ini digelar sudah yang ke-10,  biasanya digelar di penghujung tahun. Untuk tahun ini diadakan tanggal 8 Desember 2018 di Lippo Mall Kemang Jakarta, yang sedianya tanggal 1-3 Nopember 2018. Diundur pasti ada alasan dengan berbagai pertimbangan, hanya diketahui oleh yang punya hajad. Para kompasianer sebagai peserta tinggal menyesuaikan antara agenda pribadi dengan waktu pelaksanaannya.

Sebagai kompasianer yang belum pernah mengikuti kopi darat sangat penasaran untuk menghadiri sejak acara yang ke-9 pada tahun 2017. Waktu itu sudah mendaftar jauh hari sebelumnya dan sudah diagendakan untuk menghadiri. Namun terpaksa tidak gagal karena baru saja menghadiri acara di Perpustakaan Nasional RI Jakarta dan harus segera kembali ke Yogyakarta. Untuk pergi lagi ke Jakarta, kalaupun dipaksakan sebenarnya bisa, namun akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti acara Kompasianival. Artinya gagal menghadiri acara kopi darat bagi para kompasianer se Indonesia di Jakarta.

Tahun 2018 inipun sudah mendaftar jauh hari sesaat diumumkan, waktu itu acara tanggal 1 - 3 Nopember 2018. Sebenarnya bisa menghadiri karena tidak ada acara yang harus dihadiri, setelah diundur pun masih mempunyai harapan untuk datang. Namun dalam perjalanan waktu tiba-tiba tanggal 8 Desember 2018 ada undangan resepsi "ngunduh mantu" teman haji pada tahun 2006 di JEC Yogyakarta. Pilihan yang berat antara menghadiri acara resepsi teman haji atau Kompasianival. 

Setelah dipertimbangkan dengan matang, akhirnya diputuskan untuk membatalkan datang di Kompasianival dan memilih menghadiri resepsi "ngunduh mantu" teman haji. Alasannya sederhana kalau acara resepsi "ngunduh mantu" hanya sekali, sedang Kompasianival setiap tahun. Walaupun sejatinya sangat kecewa, karena keinginan menghadiri Kompasianival sudah menunggu setahun, dan kembali harus menunggu setahun lagi. Harus tetap sabar, siapa tahu acara Kompasiana diadakan 2 (dua) kali setahun.

Untuk menghadiri acara Kompasianival 2018 awalnya sudah membayangkan akan ketemu langsung dengan sesama kompasianer yang sering meluangkan waktu untuk membaca, memberi "rating" dan komentar di tulisan saya. Disinilah ada dialog diantara Kompasianer, walaupun lewat dunia maya. Tersanjung rasanya ternyata tulisan sederhana itu dapat memberi manfaat, atau menarik bahkan menginspirasi. Bagi saya ini suatu apresiasi yang luar biasa, kita belum pernah ketemu langsung tetapi sudah akrab, dekat dan hangat, rasa kekeluargaan sangat erat dan menyenangkan. Para Kompasianer yang tersebar ke suluruh Indonesia bahkan di luar negeri (Pak Tjip dan bu Tjip di Australia).

Sudah membayangkan ketemu wajah-wajah ceria, inspiratif, penuh semangat dan energik, berwawasan luas, piawi memainkan jari jemarinya diatas keyboard gadget, mengingat anggota Kompasiana mayoritas generasi milenial. Anak-anak muda yang energik, tetapi tetap sopan santun, menghormati dan menghargai generasi "baby bomer" seperti yang gagap teknologi (gaptek).

 Semua itu saya akui dan saya rasakan ketika sering kontak langsung dengan mereka baik lewat media Kompasiana maupun ketika kopi darat tingkat daerah di Yogyakarta dengan KJOG. Pengurusnya antara lain mbak Vika aktif memberi informasi setiap kali ada event-event di Yogyakarta yang melibatkan para Kompasianer.

Membayangkan ketemu dengan para editor Kompasiana yang energik, penuh semangat, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab dengan tugasnya. Buktinya setiap ada artikel yang ditayangkan para Kompasianer pasti  membaca, mengecek , menentukan, dan memutuskan yang mempunyai hak "prerogatif" untuk men"drop". 

Alasanya karena isi tulisan hasil jiplakan/plagiasi, mengambil karya orang lain tanpa menyebut sumber, atau tulisannya lebih dari 25 persen copy paste (copas),  Jadi jangan coba-coba berlaku tidak jujur untuk menulis artikel di Kompasiana dengan melakukan plagiasi, karena sudah mempunyai alat untuk mendeteksi isi tulisan asli/pikirannya sendiri atau jiplakan (karya orang lain yang diakui sebagai karya sendiri).  Para editor Kompasiana secara profesional dapat memilah-milah tulisan itu masuk kategori "headline", "highlight".

Selain itu membayangkan ketemu dengan narasumber para ahli, tokoh nasional, pejabat. Acara   workshop yang ditawarkan dengan topik  bagus-bagus. Semua itu didapatkan dengan gratis, tidak membayar sepeserpun, kecuali transpot dari daerah asal ke Jakarta dan akomodasi selama di Jakarta. 

Padahal untuk akomodasi tidak masalah karena ada anak yang tinggal di daerah Tanah Baru Beji Depok, dan Pancoran. Namun semua itu hanya dalam bayangan belum dapat merealisasikan menjadi kenyataan. Harapannya semoga tahun depan dapat mengikuti acara Kompasianival ini tanpa ada aral melintang.

Yogyakarta, 5 Desember 2018 Pukul 15.31




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline