Lihat ke Halaman Asli

Sri Rumani

TERVERIFIKASI

Pustakawan

Setelah Kuliah S2, Terus Mau Apa?

Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.andrisunardi.com

Euforia wisuda sebagai puncak perjuangan masa kuliah S1 ternyata hanya dirasakan sebentar, saat ketika prosesi, ceremonial wisuda di gedung yang megah yang disaksikan dan dihadiri oleh seluruh keluarga besar.

Pemindahan kucir, menerima ijazah dari Rektor, Dekan di depan podium, diabadikan oleh juru protret berjalan lagi di kursi duduk wisudawan dan wisudawati. Dilanjut dengan acara di Fakultas dengan pemberian transkrip nilai dan mini maniken wisudawan oleh Dekan, potret dan selesai.

Masih ada yang melanjutkan foto-foto di studio, di spot-spot kampus besama teman-teman seperjuangan, dengan berbagai hadiah ditangan mulai dari bunga, coklat, boneka, parfum, minuman ringan, dan ucapan selamat yang ditulis sangat puitis dan romantis.

Acara belum usai, makan-makan bersama keluarga di rumah makan, cafe, restoran, warung makan, sebagai rasa syukur atas selesainya kuliah dan diwisuda dengan lancar.

Kalau ditotal acara itu berlangsung sehari dari pagi Subuh (bagi wisudawati sudah mulai dirias), sampai malam. Sungguh melelahkan tetapi penuh dengan kenangan dan sangat mengasyikkan. Setelah itu, pulang di rumah/kos-kosan, pikiran mulai menerawang dan memandangi ijazah, nilai-nilai yang ditorehkan dalam transkip.

Muncul pertanyaan dalam batin, setelah mendapat ijazah ini apa yang akan dilakukan, kulaih S2, cari kerja atau menikah (untuk perempuan) yang sudah mempunyai calon mapan. Bila kuliah jurusan apa, mengapa kuliah S2, dari mana sumber dananya, (beasiswa atau orang tua), apa target setelah S2 ?. Kalau memutuskan kerja, dimana ada formasi (Perusahaan BUMN, Multinasional, Swasta, PNS), di Jawa atau luar Jawa?

Beruntung yang wisuda bulan Agustus, bulan September ada banyak formasi PNS. Andaikan menikah, mengikuti suami, menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak, dan sementara memendam asa untuk berkarier atau tetap di rumah dan kerja dari rumah (jualan online), kerja "part time".

Semuanya itu sangat subyektif, artinya setiap orang menghadapi kondisi dan situasi yang sangat berbeda. Namun demikian pilihan-pilihan itu perlu didiskusikan dengan orang-orang terdekat (orang tua, keluarga, pacar/tunangan), dengan memikirkan segala plus minus dan konsekwensinya.

Andaikan orangtau sudah siap menjadi calon tunggal penyandang dana untuk membiayai kuliah S2, tetap harus didiskusikan dengan anaknya, karena anak biasanya sudah mempunyai pilihan dan rencana sendiri. Orang tua perlu memahami, andaikan anak tidak bersedia melanjutkan S2 apalagi atas minat orang tua (jangan dipaksakan kalau anak inginnya bekerja ). 

Namun orang tua tetap perlu mengarahkan, memberi wawasan, berbagai pengalaman dan referensi, serta yang paling utama adalah mendoakan sepanjang hayat. Anak berusaha, orang tua mendoakan adalah sinergi yang baik daripada memaksakan anak untuk lanjut S2.

Melanjutkan S2 untuk masuknya lebih gampang dibandingkan S1, yang harus bersaing sangat ketat, apalagi di perguruan tinggi ternama dan favorit. Syarat Toefl 450, Tes Potensi Akademik (TPA Bapenas) 500, IPK 2,5 untuk program studi akreditasi A, 2,75 program studi terakeditasi B, dan 3.00 program studi terakreditasi C.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline