Imi pertemuan kedua dengan Yuliyanti, Kompasianer asal Klaten yang sering menulis resep masakan. Saya memanggilnya Mbak Yuli.
Sebenarnya saya sering lewat Klaten ketika ke Yogyakarta. Kebetulan rumah Mbak Yuli berada di jalan utama Yogya Solo, belok sedikit ke selatan, tetapi sedikitnya jangan dihitung.
Saya mengenal Mbak Yuli sejak 2020 di grup kepenulisan bersama Siska Artati. Pertemanan berlanjut di KPB atas ajakan Mbak Siska begitu saya menyapanya. Pertemanan kami bertiga terasa saudara karena saling mendukung, saling memberi semangat dalam kebaikan.
Mbak Siska ini sering ngompori saya dan Mbak Yuli untuk terus menulis di Kompasiana karena dia tahu saya termasuk orang pemalu dan malu maluin. Hehe. Mbak Siska ini paling cerewet kepada Mbak Yuli yang sering kurang percaya diri.
Berbicara tentang Mbak Yuli, saya terkesan dengan bahasa Jawanya yang medok jika mengirim pesan melalui WhatsApp atau telepon.
Hubungan kami yang baik di media online mendorong saya mampir ke rumahnya ketika melakukan perjalanan ke Yogyakarta.
Meski saya mampir hampir pukul 21.00 WIB, dia membuka pintu tokonya. Bukan pintu rumahnya ya, karena sebelum masuk ke rumahnya saya harus melewati pintu toko besi.
Saya makin terkesan dengan Mbak Yuli, dia sederhana, meski pengusaha alat bangunan. Dia pun sangat supel, ramai kalau ngobrol. Penting juga, keluarganya terbuka menerima kunjungan kami yang notabene berbeda. Tidak semua orang terbuka menerima keadaan suami. Pada umumnya malu berteman dengan seorang difabel.
Mbak Yuli seperti Kompasianer lain seperti, Bu Isti, Mbak Wahyu, Mbak Anis, ketika bertemu dengan suami saya langsung akrab ngobrol.
Pertemuan kedua dengan Mbak Yuli kebetulan suami dapat undangan dari Dewan Kesenian Kabupaten Klaten, 27/10/2024. Alamat tempat acara digelar tidak juah dari rumahnya, Joglo Taman Budaya Monumen 45 Klaten.
Saya sangat senang Mbak Yuli bisa menghadiri acara pameran pelajar Klaten. Sama senangnya ketika Mbak Wahyu dan Bu Isti hadir pada acara pameran lukis katya suami di Semarang. Bu Isti Yogiswandani dari Madiun juga nominasi dengan kategori Best inCitizen Journalism.