Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

Cara dan Manfaat Riyadhoh 40 Hari

Diperbarui: 14 Juli 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membaca Al-Quran. Sumber Shutterstock via Kumparan

Suatu hari Kompasianer Siska Artati yang sering disapa Mbak Siska mengajak bergabung di komunitas Riyadhoh. Saya bertanya lebih jauh terkait kegiatannya, meski tahu itu pastinya aktivitas kebaikan. 

"Selama empat puluh hari membaca tiga surah dalam Al-Quran. Ar Rahman, Al Mulk dan Al Waqiah," jawabnya di pesan pribadi WhatsApp

Ajakannya saya sambut dengan senang hati. Kegiatan Riyadhoh bagi saya pengalaman pertama, terlebih dilaksanakan secara online

Selama ini saya membaca Al-Quran secara mandiri di rumah. Untuk pengajian bersama ibu-ibu di kampung dilaksanakan setiap Sabtu malam dan hatam Al-Quran setiap hari Ahad Kliwon di masjid.

Arti dan Manfaat Riyadhoh 40 Hari 

Riyadhoh adalah melaksanakan serangkaian amalan selama 40 hari tanpa putus untuk mendekatkan diri pada Allah Swt.. Secara bahasa Riyadhoh adalah pengajaran dan pelatihan. Kegiatan ini guna membentuk suatu kebiasaan baik.

Banyak amalan yang dapat dilakukan umat Muslim setiap harinya. Contohnya membaca Al-Quran, salat malam, puasa, sedekah subuh dan lain sebagainya.

Istilah Riyadhoh dikenalkan oleh putra Ustadz Yusuf Mansur, Wirda Mansur. Dia menceritakan keajaiban membaca dua surah jika dibaca selama 40 hari. 

Saya mengenal konsep ini ketika Ibu mengamalkan puasa sunah selama 40 hari pada tahun 1994. Ketika saya bertanya apa tujuannya. Ibu menjawab karena ingin punya rumah. Amalan itu dilakukan bersama temannya, istri pejabat yang sama-sama belum memiliki rumah. 

Bagi wanita subur berturut-turut mengamalkan ibadah selama 40 hari tidak mungkin. Dengan demikian berhenti dulu dan dilanjutkan setelah bersih.

Sedikit tidak mengerti dengan tujuannya dan konsep yang dijalani Ibu saat itu. Saya abaikan karena waktu itu masih sekolah menengah atas dan belum memahami apa-apa. Namun, pada tahun 1997 ibu dan temannya benar-benar memiliki rumah pribadi meski di perumahan yang pembayarannya diangsur selama 15 tahun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline