Pernah mendengar nasi porang?
Belakangan ini nasi yang berasal dari salah satu jenis umbi-umbian semakin populer. Mungkin tidak sepopuler nasi dari beras merah atau hitam. Hal ini karena kebanyakan masyarakat mengenal porang sebagai tanaman liar yang dapat mengakibatkan gatal di kulit.
Porang menjadi populer sejak banyak kisah petani sukses budidaya dan ekspor porang. Juga pernyataan Jokowi di akun Instagramnya, kalau porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia.
Dengan pengolahan yang tepat porang pun bisa dijadikan aneka makanan. Banyak pelaku UMKM produksi makanan berbahan tepung porang, seperti roti, es krim, onde-onde, sambal pecel dan lain-lain.
UMKM Kota Madiun memadukan umbi satu ini dengan nasi pecel sesuai khas daerahnya. Penasaran dengan nasi pecel porang?
Jangankan teman-teman, saya pun ingin mencoba nasi pecel porang. Konon nasi porang ini enak, rendah gula dan cocok untuk diet. Oleh karenanya pada suatu malam kedai nasi pecel porang menjadi jugjugan saya.
Kedai itu terletak di depan Telkom Kota Madiun atau seberang supermarket Samudera. Tidak tampak karena kedai tersebut amat kecil dibandingkan warung kopi di desa saya. Ukuran kedai nasi pecel porang sekitar 2 meter persegi.
Nasi Pecel Porang
Nasi pecel merupakan makanan khas Madiun. Nasi putih dimakan dengan aneka sayuran, topingnya sambal kacang, lauknya paling enak adalah penyek, kerupuk beras, tempe. Bisa juga ditambah daging, jeroan, paru atau lainnya.
Yang baru adalah nasi pecel porang. Ketika saya menuju warung nasi tersebut, nasi pecel sudah habis, padahal baru pukul 19.00 WIB. Pelaku UMKM menawarkan porang yang telah diolah menjadi sambal pecel, kerupuk, onde-onde, es krim.