Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Kurangnya Kreativitas Anak-Anak pada Acara Semarak HUT RI ke-78 di Kampung

Diperbarui: 29 Agustus 2023   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggung hiburan dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-78, foto dokpri/Sri RD

Bulan Agustus sudah di penghujung, warga masih semangat rayakan hari ulang tahun kemerdekaan negeri tercinta ini. Berbagai kegiatan dilaksanakan, mulai dari lomba, doa, olahraga, hiburan dan masih banyak lagi.

Seperti di kampung tempat tinggal saya. Malam Minggu menjadi momen yang tepat untuk mengadakan panggung gembira. Panitia mendatangkan artis daerah yang ayu-ayu, pemain alat musik ganteng-ganteng. Kami memanggilnya musik campursari.

Saya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, tetapi tidak bisa menghadiri sampai selesai. Pukul 20.00 WIB sudah pamit pulang kepada kerabat yang duduk disebelah kanan. Lagi pula tamu mulai berdatangan, kursi yang tersedia sedikit. Kerabat pun ikut berdiri dan pindah tempat ke teras rumah dekat panggung.

Pagelaran Musik Campursari

Siapa yang tak kenal dengan campursari? Ini salah satu musik yang disukai banyak orang, terutama kaum adam. 

Nama campursari diambil dari bahasa Jawa, sementara istilahnya mengacu pada campuran beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Begitu pun dengan alat musiknya.

Alat musik yang digunakan adalah modifikasi alat-alat musik gamelan yang dapat dikombinasikan dengan instrumen barat atau sebaliknya. Musik campursari sering digelar pada acara pernikahan atau acara lainnya yang mengundang orang banyak.

Kekurangan nanggap campursari adalah konon sering dimanfaatkan orang tak bertanggung jawab untuk minum-minuman keras. Itu sebabnya saya tidak suka nonton campursari hingga malam walaupun dekat rumah. 

Ide bagus, perayaan HUT RI mendatangkan musik campursari. Ini sebagai upaya  melestarikan kesenian, juga menambah pemasukan para musisi daerah. Selama pandemi, mereka tidak ada yang manggil, otomatis memengaruhi keuangan keluarganya.

Namun, saya memperhatikan makin ke sini, setiap perayaan Agustusan, kreativitas anak-anak kurang. Panggung diisi nyanyian campursari dan banyolan pemandu. Hanya ada  3 kelompok anak dan remaja yang tampil di awal acara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline