Idulfitri adalah hari kemenangan bagi umat Islam setelah berjuang melawan hawa nafsu. Selama bulan Ramadan kita mendapat pembinaan agar menjadi insan yang bertakwa.
Jika bulan penuh ampunan berlalu begitu saja tanpa jejak perjuangan rasa-rasanya amat rugi. Namun, sebagai manusia kita tak luput dari kesalahan, baik kepada Allah Swt. atau sesama manusia.
Kesalahan pada sesama, kita memiliki kesempatan meminta maaf kepada manusia dengan cara silaturahmi.
Silaturahmi saat Idulfitri menjadi ajang yang tepat untuk meminta maaf dan membersihkan diri dari dosa.
Silaturahmi bukan saja datang lalu pamit pulang, walaupun merasa afdol jika interaksi langsung. Keterbatasan ruang dan waktu silaturahmi bisa dengan berbagai cara, misalnya mengirim ucapan melalui kartu, pesan pribadi, senyum sapa maupun harta.
Tradisi Silaturahmi di Kampung
Suatu hari tamu jauh yang datang ke rumah mengatakan kampung saya sepi. Banyak pintu rumah uang tertutup, padahal suasana masih lebaran.
Silaturahmi di kampung dilakukan setelah salat Magrib. Ketika selesai salat Idulfitri warga lebih fokus pada keluarganya. Jika keluarga kecil, pintu rumah akan ditutup hingga malam. Itu tandanya warga tersebut tidak menerima tamu.
Saya akan menutup pintu rumah mulai pukul 12.00 sampai pukul 15.00 dan pukul 21.00 hingga pagi.
Silaturahmi di kampung juga berdasarkan usia atau tingkat kekerabatannya. Orang yang masih muda akan silaturahmi pada yang lebih tua. Dengan mendahulukan silaturahmi pada yang lebih tua menunjukkan kerendahan hati, menghormati.