Beberapa hari yang lalu sebelum Ramadan saya dan suami ke pasar Kliwon yang ada di desa kami. Jaraknya tidak terlalu jauh, kurang lebih 1 kilometer.
Biasanya saya ke pasar Kliwon naik sepeda. Dengan bersepeda bisa santai menikmati udara kampung. Sesekali juga mengambil foto. Namun, karena pagi itu ada tujuan lain ke kota, suami mengantar.
Jalan yang kami lewati untuk sampai ke pasar Kliwon seperti biasa, jalan kampung pinggir sawah. Laju kendaraan pelan karena kami menganut kesopanan.
Jika berkendara di jalan kampung jangan ngegas. Sesekali jika berpapasan dengan orang klakson harus dibunyikan pelan tanda menegur.
Sepanjang jalan, saya menyaksikan para ibu yang bekerja di sawah. Mereka kelihatan bahagia, berada di bawah matahari pagi yang hangat, tetapi cukup menyilaukan mata.
"Berhenti, foto ibu-ibu itu dulu," perintah saya kepada suami.
Suami gak mau ngerem kendaraannya. Alasannya instruksi saya terlalu mendadak. Ya sudah akhirnya kami terus ke pasar Kliwon membeli onde-onde ceplos.
Ketika melanjutkan perjalanan ke kota, suami membelokkan kendaraan ke arah sawah lagi dan berhenti di dekat tiga ibu yang sedang mengikat tanaman padi roboh.
"Sok ambil foto dari sini lebih dekat," ujar suami sambil memberhentikan kendaraannya. Dia tahu saja kalau saya senang mengambil foto dan menuliskannya.