Setelah beres semua pekerjaan rumah, saya ke pasar Kawak diantar suami. Suami heran, katanya kenapa harus ke pasar kan sudah pesan ayam panggang kampung ke UMKM yang ada di desa.
Namanya emak-emak selalu ada yang kurang.
"Sayurannya belum, daging, ikan juga belum," sanggah saya.
"Ko jadi boros awal Ramadan? Jangan gitu, Mah!" Suami kembali ngeles.
Saya menjelaskan jika ke pasar akan membeli daging untuk bekal anak cewek saat kembali ke Surabaya.
Sejak anak cewek kuliah di Surabaya, setiap dia pulang ke Madiun, saya membuatkan dia rendang, ayam ungkeb, sambel terasi. Itu untuk penghematan biaya makan anak juga menjaga asupan proteinnya selama ngekos.
Setelah dijelaskan, suami baru mengerti tujuan saya ke pasar, bukan sekadar menumpuk makanan untuk makan sahur dan buka selama puasa.
Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Kawak
Saya biasa belanja kebutuhan makanan ke pasar Kawak Madiun selain ke warung dekat rumah. Kata sebagian orang, harga panganan di Pasar Kawak lebih mahal dari pasar tradisional lainnya.
Kalau menurut saya sama saja. Kalaupun ada barang yang mahal, itu sesuai dengan kualitasnya.