Ketika saya memperkenalkan diri berasal dari Majalengka, sering kali orang bertanya, "Majalengka itu di mana?"
Akhirnya kami jadi bercanda, "Gak ada di peta ya?"
"Terlalu kecil, jadi gak kelihatan."
Ya memang, Majalengka adalah kota kecil, kota pensiunan, lingkungan yang adem ayem untuk orang-orang yang telah pensiun. Namun, itu 20 tahun yang lalu ketika saya masih tinggal di sana.
Sudah hampir 10 tahun ini, Majalengka banyak perubahan. Jalan-jalan diperbaiki dengan kelengkapan rambu lalu lintas.
Tempat wisata juga dikembangkan, supermarket berdiri di mana-mana, kuliner tak kalah eksisnya. Walaupun dari segi tempat usaha dan akses jalan yang kecil, Majalengka menjadi jugjugan banyak orang.
Satu tak pernah berubah dari Majalengka adalah julukan kota angin. Seperti yang pernah saya sebutkan di artikel sebelumnya, angin di Majalengka sangat besar, tidak mengenal musim.
Dahulu sampai tidak berani memakai rok payung, karena akan terbang ke atas. Antisipasinya, banyak cewek memakai kulot, jelana lebar atau rok sepan.
Majalengka Dijuluki Kota Angin
Ketika teman-teman ke Majalengka jangan kaget jika angin di sana sangat kencang.