Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

5 Strategi Menjaga Diri saat Terdesak dalam Kerumunan

Diperbarui: 2 November 2022   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi strategi menjaga diri terdesak dalam kerumunan. Sumber: Antara Foto/Arif Firmansyah via Kompas.com

Terdesak dalam kerumunan, saya yakin semua tidak menghendakinya. 
Namun, pada saat tertentu hal itu akan terjadi, seperti saat menonton konser atau event akbar lainnya.

Untuk menghindari terdesak dalam kerumunan banyak hal yang dilakukan, salah satunya tidak menghadiri acara besar yang mengundang banyak orang. Jika hadir mungkin akan membeli tiket yang paling mahal.

Saya termasuk orang yang tidak suka keramaian dan menghindari namanya konser musik, bukan karena tabu menonton musik. Hal ini karena trauma masa kecil.

Pengalaman Terdesak dalam Kerumunan

Walaupun berusaha agar tidak mengalami terdesak dalam kerumunan, dalam situasi tertentu akan mengalaminya juga. 

Ada 3 kejadian yang saya ingat bagaimana saat itu merasa terjepit, tidak bisa apa-apa karena terlalu banyak orang.

Peristiwa pertama ketika usia 12 tahun bersama kakak,  saya melihat konser artis di lapangan sepak bola. Kisah pertama dan tidak pernah tahu situasi sebenarnya di lapangan. 

Ketika pintu masuk dibuka yang tadinya antrian rapi, tiba-tiba orang berdesakan untuk masuk. Merasa kaget, saya segera membatalkan masuk ke lapangan. 

Saya berusaha kembali melawan arus. Tubuh mungil itu menerobos kerumunan orang yang sangat besar. Pertolongan dari Allah, saya bisa keluar dari kerumunan penonton yang antusias melihat konser.  

Peristiwa kedua, sahabat semuanya mungkin pernah mengalaminya juga. Ketika kita masuk ke Raudah yang ada di Masjid Nabawi dan masuk ke Hijir Ismail yang berada di sebelah utara Ka'bah. Kita akan mengalami berdesakan. Badan umat Muslim pun akan lebih besar dari umat Muslim Indonesia.

Saat masuk ke Raudah dan Hijir Ismail yang berbentuk setengah lingkaran, saya bisa masuk dengan lancar, dan berdoa dengan tenang di dalam Hijir Ismail.  

Ketika saya menjaga Ibu yang sedang melaksanakan salat sunah, ada orang tak dikenal menyuruh saya salat juga, dia berdiri menjaga tempat sujud kami. 

Setelah saya selesai melaksanakan salat, kembali saya menyuruh dia salat dengan bahasa isyarat. Kami bergantian menjaga agar tidak terdorong oleh desakan orang.

Peristiwa ketiga, baru saja saya alami. Ketika selesai ambil gambar Gus Miftah dari arah samping kiri. Saya terjebak kerumunan warga yang tiba-tiba menghampiri ke arah kiri panggung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline