Cara bercocok tanam padi setiap wilayah sama dan istilah dalam bahasa Indonesia pun sama. Misalnya, kata benih, pesemaian, membajak, mencangkul, memetik padi, panen dan lain sebagainya.
Namun, kita pun perlu mengenal istilah dalam bahasa daerah kerena sejatinya bahasa daerah bagian dari kebudayaan yang harus dijaga.
Dalam hal ini, saya akan memperkenalkan istilah-istilah bercocok tanam dalam bahasa Jawa, walaupun ada yang masuk ke dalam KBBI.
Istilah dalam bercocok tanam perlu diketahui petani milenial yang baru berniat atau sudah masuk ke dunia pertanian.
Seperti kita ketahui, pekerjaan di sawah didominasi kaun sepuh. Pemuda desa banyak yang merantau ke kota atau lebih memilih bekerja di perusahaan. Padahal yang dapat mendokrak kualitas SDM di bidang pertanian adalah pemuda, pemudi yang sering disebut kaum milenial.
Berikut istilah-istilah bercocok tanam padi di Madiun
Mata pencaharian warga desa pada umumnya bertani karena masih banyak lahan pertanian peninggalan orang tua mereka. Bertani sepertinya pekerjaan yang turun temurun, walaupun ada sebagian warga yang bekerja di kantor atau perusahaan.
Istilah dan tata cara dalam bercocok tanam padi sudah ada sejak nenek moyang. Petani pun menyakini tata cara yang diajarkan orangtua akan membawa keberkahan dalam menghasilkan panen dan itu sudah terbukti hingga sekarang. Banyak petani yang sukses dengan hasil panennya.
Berikut istilah prosesi bercocok tanam padi di Madiun:
1. Nginteri
Ketika masa tanam tiba, petani mulai membuat benih. Sebelumnya benih sudah disiapkan dari hasil panen yang bagus. Tahap memilih bibit padi tersebut dinamakan nginteri atau ditapeni.