Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Pesan Moral dari Peristiwa Isra Miraj dan Bagaimana Anak Memahaminya

Diperbarui: 4 Maret 2022   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pesan Moral dari Peristiwa Isra Mi'raj dan Bagaimana Anak Memahaminya. Foto Freepik via suara.com

Halo, Sahabat semua,

Peringatan Isra dan Miraj 2022 bagi umat muslim masih sama seperti tahun kemarin, masih dalam keadaan waspada. Walaupun demikian, bukan halangan bagi kita untuk mengambil pesan moral dari perjalanan Nabi Muhammad saw., terlebih mengajarkannya pada anak.

Seperti kita ketahui Isra dan Mi'raj adalah peristiwa luar biasa yang dialami Nabi Muhammad saw. pada malam 27 Rajab. Peristiwa itu terjadi pada abad ke-7 M atau tahun ke-12 dari kenabiannya atau 8 bulan sebelum Nabi hijrah ke kota Madinah.

Perjalanan Nabi dengan menggunakan Buraq di mulai dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina dan disebut Isra. Perjalanan dari Baitul Maqdis naik menembus tujuh lapis langit (ruang angkasa) hingga ke Sidratul Muntaha dan disebut Miraj. Di sinilah Nabi menerima perintah langsung dari Allah Swt. untuk mendirikan salat lima waktu.

Dari peristiwa Isra dan Miraj menjadi dasar para ilmuwan untuk mengembangkan ilmu, seperti fisika, kedokteran, antariksa dan lain sebagainya. Sebagai contoh ada 2 peristiwa yang diteliti hingga lahirlah penemuan baru dan dirasakan manusia hingga saat ini.

1. Dalam ilmu penerbangan

Nabi Muhammad saw. melakukan Isra dan Miraj dengan menunggang Buroq. Peristiwa ini menginspirasi Abbas Ibnu Firnas (810-887) seorang ilmuwan muslim. Dia berhasil membuat konstruksi alat terbang bersayap mirip dengan burung. Pada abad ke-IX, dia berhasil menerbangkannya di Cordoba, Spanyol.

2. Ilmu kedokteran

Sebelum melakukan perjalanan, Nabi Muhammad saw., menjalani pembedahan oleh malaikat di pinggir telaga zamzam dekat Kabah di Mekkah. Pada proses pembedahan, hati dan jantung Nabi dibersihkan.

Beberapa abad kemudian, kisah ini telah mendorong dokter-dokter Arab muslim untuk meneliti, seperti, Ibnu Siena (980-1037) yang melakukan pengobatan pasien dengan metode pembedahan (operasi).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline