Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

Berikut Manfaat Melukis Tong Sampah bagi Anak dan Lingkungan

Diperbarui: 25 Februari 2022   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tong sampah yang telah dilukis. Foto dokumen Sri Rohmatiah 

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menjaga lingkungan tetap bersih, seperti yang dilakukan Pemkot Madiun. Untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Madiun, Rabu 23 Februari 2022 menggelar lomba melukis pada tong sampah. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agus Siswanta melaporkan ada 58 peserta tingkat SD/MI, 18 peserta tingkat SMP/Mts., dan 7 peserta dari ASN. Total peserta yang berpartisipasi dalam lomba melukis pada tong sampah adalah 83 orang.

Rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Tahun 2022 dilaksanakan mulai pukul 08.00-13.00 WIB, di Bumi Perkemahan Ngrowo Bening. Pun mendapat apresiasi dari Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Madiun, Hj. Yuni Sulistyowati Maidi. 

Dalam sambutannya Yuni Sulistyowati Maidi mengungkapkan rasa bangganya terhadap anak-anak yang memiliki jiwa seni.

"Saya sangat bangga dengan anak-anak yang gemar coret-coret. Melukis itu coret-coret tetapi mempunyai imajinasi, apa yang kita coret memiliki makna," ujar Yuni, seperti yang saya lansir dari jatimsatunews.com.

Kegiatan ini pun disambut baik oleh Candra Wahyu Sukmawati, orang tua dari salah satu peserta lomba, Zakia Askabea, siswa kelas 4 SD Negeri 05 Madiun lor. "Dengan melukis, banyak sekali manfaatnya," ujar Sukmawati.

Melukis pada tong sampah selain sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta kebersihan kepada anak juga untuk mendukung seni lukis di lingkungan sekolah.

Suasana lomba melukis tong sampah. Foto dokumen Sri Rohmatiah 

Baca juga Tenaga Kebersihan di Madiun Tetap Bekerja

Manfaat Melukis bagi Anak

Mahir melukis atau menggambar tidak datang tiba-tiba, harus ada pembiasaan, latihan dan lomba sebagai tolak ukur kemahiran. Namun, peminatnya terutama anak-anak sangat kurang. Seolah-olah orang menggeluti lukis tidak ada masa depan.

Anak-anak sepertinya didorong untuk memiliki cita-cita jadi dokter, insinyur atau pegawai lainnya. Seperti anak saya, dia akan serius mempelajari pelajaran kimia, matematika, fisika. Les privat sana sini, berguru melalui online hingga offline. Jika bosan, dia akan memegang kuas dan melukis di kanvas milik bapaknya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline