Aksi mogok produsen tempe di wilayah Jawa sebagai protes karena harga kedelai impor meroket. Hal ini menyebabkan langkanya tempe di pasar.
Kelangkaan tempe tidak terjadi di daerah saya. Produsen tempe tahu masih memproduksi walaupun dalam jumlah sedikit.
Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya. Pabrik tahu milik H. Iswandi memproduksi tahu yang tadinya 3 kuintal menjadi 2,5 kuintal.
Pabrik tempe besar di desa saya itu tidak ada. Sebagian warga membuat usaha tempe rumahan. Jumlah yang mereka produksi sekitar 4-10 kg. Hasilnya dititipkan ke warung atau langganan.
Jika saya perhatikan sebagian besar ibu-ibu bisa membuat tempe sendiri, termasuk ibu mertua, semua ipar saya.
Bahkan dalam acara hajatan, warga membuat tempe porsi besar sendiri. Tetangga biasanya saling bantu bungkus adonan dengan memakai daun pisang.
Membuat tempe sendiri selain murah, juga rasanya akan berbeda dengan tempe yang dijual di pasar. Hal ini karena bahan baku kedelai lokal dan baru akan memengaruhi rasa.
Manfaat Tempe
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin dalam wawancara di You Tube mengatakan, "Kedelai lokal kandungan gizi dan manfaatnya lebih bagus dari kedelai impor."
Para peneliti telah menyebutkan bahwa tempe menjadi sumber protein nabati yang banyak manfaatnya bagi tubuh kita.
Protein nabati yang ada pada tempe dapat menurunkan risiko terkana diabetes, penyakit jantung, dan menjaga berat badan tubuh kita. Kandungannya proteinnya setara dengan daging. Agar mendapat manfaat dari konsumsi tempe kita pun harus benar dalam mengolahnya.