Penggunaan plastik di Indonesia sudah menjadi budaya karena dianggap aman dalam mengemas, apalagi untuk mengemas buku dan makanan.
Namun, kita lupa akan dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah plastik. Sampah plastik membawa masalah besar terutama dalam pencemaran lingkungan, karena plastik tidak mudah terurai.
Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik, seperti di Bali, mengelola sampah menjadi Bahan Makar Minyak (BBM). Kota Surabaya, meluncurkan Suroboyo Bus, untuk mendapatkan tiketnya kita dapat menukarkan sampah plastik. Kota Madiun mengolah sampah menjadi gas.
Kita pun sebagai warga berusaha bijak dalam mengolah sampah, salah satunya dengan memilah dan mengurangi penggunaan plastik.
Berikut cara saya mengurangi penggunaan plastik
1. Bijak belanja online
Kita menyadari sejak aplikasi menjamur, belanja online pun subur. Apalagi didukung situasi pandemi. Belanja online menjadi solusi atas pembatasan sosial, masalah baru pun timbul, yakni tumpukan sampah plastik dari bekas pengemasan barang. Untuk itu saya berusaha untuk bijak berbelanja.
Saya terkesan dengan brand favorit anak saya, yakni McDonald's. Brand ini menggunakan bahan kertas untuk mengemas makanannya, tetapi untuk pesanan online masih memakai tas kresek plastik dalam membawa makanan.
Jika memungkinkan, saran saya sih driver GoFood bisa membawa tas kertas atau tas berbahan karung goni untuk tempat makanan yang dipesan konsumen. Tentunya konsumen mengembalikan tas tersebut kepada driver ketika makanan sudah diterima.
Baca juga Kiat Belanja Online Anti Galau