Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga suka cerita, Petani, Pengusaha (semua lagi diusahakan)

Dampak Negatif yang Akan Terjadi jika Remaja Sering Bergosip

Diperbarui: 9 Oktober 2021   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi remaja sedang bergosip | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Sejak pandemi, anak sulung dan dua sahabatnya mengundang guru les kimia ke rumah. Mereka bertiga tidak bisa dipisahkan sekalipun oleh pandemi, mungkin ini namanya sahabat sejati.

Saya menyarankan untuk tetap memakai masker, jika ada salah satu yang sakit ya harus libur lesnya. 

Selama ini, situasi aman terkendali, tetapi setelah les, mereka akan menghabiskan waktu dengan bergosip.

Jika dihitung, waktu les dengan bergosip, lebih lama bergosip. Kita pun tidak bisa menghentikan mereka untuk tidak bergosip.

Gosip di kalangan remaja? Ups, sepertinya lebih menarik daripada gosip ala emak-emak. Benarkah?

Menurut saya sama menariknya, karena gosip selalu dibumbui supaya sedap. Saking sedapnya, kita lupa bahwa gosip itu tidak baik. 

Kebanyakan anak juga setuju berbicara di belakang seseorang itu tidak baik, tetapi kita tetap melakukannya.

Apakah gosip berarti?

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kristina McDonald di Duke University dan rekan-rekannya, mengatakan, "Kalau gosip tidak berarti."

Kristina dan rekannya, merekam obrolan pasangan gadis kelas empat yang berteman dekat melalui video. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline