Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani N dideso

Jangan Dibuang! Berikut Cara Mengolah Nasi Sisa

Diperbarui: 1 Oktober 2021   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nasi sisa, foto via suara.com

Setiap hari kita makan nasi, apakah teman-teman pernah memasak nasi, tetapi tidak habis? alasannya ada undangan dadakan, ada hantaran dari tetangga atau tiba-tiba hilang selera makan. Apapun alasannya, jangan buang sisa nasi yang tidak termakan.

Dari kebiasaan mertua, ibu dan kakak ipar, saya memperhatikan ada cara yang berbeda dalam mengolah sisa nasi. Kita sepakat menyebutnya limbah dapur. Limbah ini, bagi sebagian orang atau rumah makan akan dibuang bersama limbah lainnya.

Dulu, ibu saya sering mengatakan, "Ambil nasi secukupnya, sesuaikan dengan perut, supaya tidak ada nasi tersisa di piring."

Artinya, jika makan sesuaikan dengan kebutuhan. Kita sering melihat orang kalap jika makan, padahal perutnya sudah tidak bisa terima makanan lagi. Akhirnya, sisa makanan dibuang. Kalau bapak saya, mengatakan, "Mubazir."

Dalam keluarga ibu, tidak ada istilah membuang sisa nasi, karena anak-anaknya sudah didik untuk menakar kebutuhan makan dengan tubuh. Jika ada pun, Ibu selalu ada cara memanfaatkannya.

Saya sering melihat Ibu membuat kerupuk dari sisa nasi kemarin. Sisa nasi itu kata ibu tidak basi, masih cukup bagus, tetapi jika dimakan kembali oleh anak-anaknya, kurang bagus, rasanya pun tidak manis lagi. Rasa yang tidak manis dari nasi kemarin, banyak diburu oleh para penderita diabetes. Konon untuk mengurangi kadar gula.

Kerupuk beras

Kita sering menemukan kerupuk dari nasi. Sekarang, banyak industri rumahan yang  sengaja membuat kerupuk dari nasi bagus. Namun, ibu saya dan kakak ipar memanfaatkannya dari sisa nasi.

Ilustrasi kerupuk beras, foto pribadi 

Sisa nasi itu oleh ibu saya dicuci terlebih dahulu, lalu dimasak seperti bubur hingga kental. Tentu dengan beberapa penambahan bumbu, seperti garam, bawang putih, obat gendar atau obat puli. Obat gendar ini banyak dijual di warung-warung. Kalau ibu saya sering memakai tepung tapioka, katanya lebih sehat.

Setelah kental, adonan itu didinginkan sebentar dan dibentuk bulat seperti telur, lalu tekan dengan piring seng atau plastik. Setelah tipis, adonan kerupuk bisa dijemur hingga kering. Setelah kering, kerupuk bisa digoreng kapan pun kita sempat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline