Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Sikap Orangtua Supaya Anak Terhindar Cinta Segitiga Saat Pra-remaja

Diperbarui: 17 Agustus 2021   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Pexels,com/RODANE Production

Cinta segitiga sepertinya hanya terjadi pada orang dewasa. Padahal kalau kita perhatikan justru pra-remaja banyak mengalaminya. Namun, kita sering menganggap cinta mereka adalah cinta monyet.

Benarkah? Mari saya ajak menyimak kisah cinta yang dialami teman anak saya, lima tahun lalu.

Cerita cinta anak uyu-uyu ini menjadi trending topics ketika salah satu wali murid datang ke rumah saya. Dia menceritakan kisah cinta yang dialami temannya anak saya, tentunya anak ibu ini juga. Saya memangilnya Bunda.

Ceritanya, anak saya, Najwa, punya teman namanya Ani bukan nama sebenarnya, dia pacaran sama Si Arby sejak kelas 7, tiba-tiba si Arby kepincut temannya Ani, namanya Mei. Hubungan Arby dan Mei, lama-lama ketahuan sama Ani. Ani sakit hati dan tidak pernah menegur Mei lagi.

Cerita kedua masih temannya Najwa. Si Fulan pacaran dengan Fani, orangtua Fulan mengetahuinya. Ketika ada pertandingan sepak bola di stadion, ibunya si Fulan menghampiri Fani yang hendak pulang. Fulan sih tidak tahu kalau ibunya datang ke tempat pertandingan karena dia masih asyik sepak bola.

"Fani, putusin anak tante, biarkan dia belajar, jangan diganggu!" Fani nangis. Usut punya usut Fulan itu pacarnya bukan Fani saja, dia juga pacaran dengan temannya beda kelas. 

Di akhir ceritanya, Bunda itu bertanya, "Najwa sudah punya pacar?" Ha? 

Baca juga : Mengelola emosi anak

Masa pra-remaja

Seperti yang telah kita ketahui tahap pra-remaja sekitar usia 11 tahun dan 12 tahun. Masa ini anak mengalami pertumbuhan, pemberontakan terhadap yang lebih tua. Mereka sebenarnya ingin mandiri seperti remaja, tetapi masih mendambakan pengasuhan orangtuanya.

Masa pra-remaja, mereka lebih nyaman bercerita, pergi bersama temannya, menonton, bermain game. Mereka juga mulai tertarik kepada lawan jenis. Dalam situasi ini terkadang orangtua merasa anaknya aman-aman saja. Padahal kasus seperti Ani, Arby banyak terjadi.

Namun tidak semua anak usia pra-remaja mengekspresikan rasa dengan pacaran. Banyak juga yang melakukan hal-hal lain, seperti ikut belajar tambahan, ikut klub, dan lain sebagainya.

Pacaran pada tahap pra-remaja

Masa pubertas pada anak terjadi antara usia 8 tahun hingga 10 tahun, dan akan berhenti pada usia 15 tahun. Pada usia itu sebagai orangtua harus memberi berbagai pengetahuan yang terkadang anak malu mengatakannya. Misalnya anak perempuan ketika awal haid, menyukai lawan jenis, mimpi basah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline