Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Menjadi Pelatih bagi Anak Sendiri? Berikut 4 Tips yang Perlu Kita Perhatikan!

Diperbarui: 10 Agustus 2021   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto Jason Lezak dan atlet anak-anak (foto Tjahjo Sasongko via kompas.com)

Hallo, sahabat semua,

Pada ulasan sebelumnya, saya cerita perjalanan putra bungsu saya, Han yang menyukai renang hingga masuk ke sebuah klub. Banyak doa yang panjatkan oleh sahabat semua, Semoga Han menjadi atlet, Aamiin.

Mungkin ada yang bertanya, apakah bisa anak dilatih orang tuanya sendiri?

Jawabannya tentu bisa. Namun ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Sebelumnya saya akan menceritakan kisah anak teman saya, panggilannya Nuri. Nuri tidak pernah bergabung di klub mana pun. Kemampuan renangnya bagus, dia menjuarai berbagai kejuaraan tingkat kota.

Sebelum bergabung di klub, putra saya latihan bersama Nuri di I-Club. Jam latihannya malam sekitar pukul 19.00 hingga 21.00, tiga kali dalam sepekan. Ayahnya Nuri memberi perintah dan menghitung waktu.

Empat prinsip jika orang tua menjadi pelatih anaknya

Peristiwa pelatih melatih anaknya, sama seperti seorang guru mengajar anaknya di sekolah. Ini bagus, karena orang tua bisa menghabiskan waktu bersama anaknya. Namun, dalam situasi ini orang tua memiliki peran ganda. Peran sebagai orang tua dan pelatih. Peran keduanya tentu berbeda.

Supaya peran itu tidak bertabrakan, tidak ada salahnya jika kita melaksanakan empat prinsip yang disarankan oleh Frank Smoll, Ph.D., Profesor Emeritus, Psikologi di Universitas Washington. Frank Smoll melakukan penelitian berfokus terhadap  perilaku, psikologis anak dan remaja selama pembinaan olahraga.

Pertama, bertanya kepada anak

Diskusi dengan anak adalah sesuatu yang penting. Bertanya kepada mereka, bagaimana perasaan mereka jika ayah, ibunya menjadi pelatih. Tidak semua anak nyaman diajari oleh orang tua. Ada juga yang lebih suka bermain dengan orang lain.

Untuk itu, komunikasi dengan baik, supaya anak terbuka dengan perasaannya. Kenyamanan dalam berlatih, akan menunjang keberhasilan anak

Kedua, diskusi tentang peran orang tua ketika di lapangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline