Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Mengenal Sejarah Pergerakan Nasional

Diperbarui: 29 Juni 2021   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Mahasiswa Stovia(kemendikbud.go.id) gambar diambil dari kompas.com

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tidak bisa lepas dari pergerakan para pejuang. Sebagai anak bangsa yang bukan lagi anak-anak sudah semestinya menceritakan kepada anak cucu, bagaimana dahulu kemerdekaan didapat. Melalui pelajaran sejarah pula, anak-anak bisa menghargai sebuah perjuangan.

Jujur saja semasa sekolah pelajaran sejarah teramat sulit bagi saya. Saya tidak mampu menghapal dan menceritakan kembali setiap peristiwa yang tertulis di buku. Masuk kelas fisika adalah pilihan dan kebetulan nilainya bagus di pelajaran ngitung-ngitung.

Namun, masuk kelas fisika, ternyata masih bertemu pelajaran sejarah. Minta ampun gurunya sudah sepuh. Entah sengaja atau tidak, ketika murid-murid berbicara pelan sang guru bisa mendengar. Ketika teriak, Pak guru akan diam seperti tidak mendengar. Kelebihan Pak guru inilah sering dimanfaatkan anak-anak saling minta jawaban saat ulangan.

"Kerjasama saat ulangan tidak bagus, walaupun tidak suka salah satu pelajaran jangan minta jawaban soal dari teman, pantang meminta. Belajar alon-alon, lama-lama juga bisa,"  kata Pak guru, kebetulan dia tetangga. Setelah lulus, guru-guru menjadi rekan kerja, ketika mengenang masa lalu, kami akan tertawa. Kata teman saya, "Hidup itu samudera cerita."

Sekarang anak pertama saya sudah duduk di kelas 12 IPA dan mendorong saya untuk membuka buku paketnya. Buka buku paket bukan mau mengulang kelas, ini karena ada topik pilihan dari kompasiana untuk menulis masa pergerakan Nasional.

Membaca adalah mengambil makna sedangkan menulis, mengikat makna. Agar yang kita baca tidak lepas, sebaiknya tuliskan kembali berupa ringkasan. Itulah mengapa perlu adanya pelajaran menulis dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Kembali kepada tema utama "Masa pergerakan Nasional"

Berbicara tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, di awali dari sebuah gerakan Nasional yang di gagas oleh alumni sekolah Dokter Djawa disebut STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen). Para alumni ketika itu disebut Inlandse Arts. Sekarang menjadi Fakultas Kedokteran UI.

Masa Pergerakan Nasional mulai pada tahun 1908 atas gagasan Wahidin Sudirohusodo. Sebagai dokter lulusan STOVIA dia bekerja sebagai dokter pemerintah. Menurutnya, untuk membebaskan diri dari penjajah Belanja, Rakyat Indonesia harus memiliki kecerdasan.

Namun, cita-citanya untuk mencerdaskan anak bangsa tersendat oleh dana. Kemudian Wahidin Sudirohusodo menggalang dana pelajar atau disebut studiefonds. Melalui majalah Retnodhoemilah dia mengajak tokoh masyarakat untuk menghimpun dana.

Pada tahun 1907 Wahidin berkunjung ke STOVIA menemui pelajar Indonesai untuk menyampaikan gagasannya. Usul positif disambut baik oleh para pelajar. Pada tanggal 20 Mei 1908 bersama Sutomo dan rekan-rekan pelajar lainnya membentuk organisasi yang bernama Budi Utomo.

Budi Utomo didominasi oleh para pemuda Pulau Jawa. Pergerakan masih di bidang pendidikan sesuai dengan tujuan Wahidin Sudirohusodo yakni mencerdaskan masyarakat guna melawan penjajah Belanda.

Setelah Sutomo lulus sebagai dokter dan bekerja di Semarang lalu pindah ke Tuban, pindah lagi ke Lubuk Pakam Sumatera Timur. Sutomo melanjutkan pendidikan di Belanda. Sepulang pendidikan, pada tahun 1924 Sutomo mendirikan Indonesia Studie Club atau ISC. ISC berkembang pesat hingga mendirikan sekolah tenun, bank kredit, koperasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline