Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Menerapkan Peribahasa Sunda dalam Kehidupan Sehari-hari

Diperbarui: 20 Januari 2022   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto seseorang bekerja di sawah/foto milik Sri Rohmatiah

Sahabatku yang berbahagia,

Peribahasa sudah tidak asing lagi di telinga kita. Sejak kecil sudah diajarkan guru melalui pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa daerah masing-masing. Peribahasa pun sering digunakan orang tua sebagai pepatah, nasihat atau pengingat. Namun, apa sih sebenarnya peribahasa itu?

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI V tahun 2016, peribahasa sebagai kolompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan).

Selain itu peribahasa didefinisikan sebagai ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Mengutip dari laman kompas.com, Edwar Djamaris dalam Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (1984), peribahasa tidak saja merupakan mutiara bahasa, bunga bahasa, tetapi juga suatu kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, luas, tepat, disampaikan dengan halus dan dengan kiasan.

Walaupun dengan bahasa yang berbeda, setiap daerah yang ada di Indonesia bahkan negara lain memiliki peribahasa. Namun, seiring perkembangan zaman. Anak-anak sekarang sepertinya tidak mengenal peribahasa daerahnya.

Untuk peribahasa berbahasa Indonesia, mereka sudah tahu dan hafal. Namun, ketika ditanya penerapan dalam kehidupan sehari-hari, sangat sedikit yang mengerti. Seperti saya dahulu, ketika orang tua sering menggunakan peribahasa daerah untuk menasehati, saya hanya sekadar tahu.

Contoh peribahasa daerah yang digunakan orang tua :

1. Kudu Silih Asih Silih Asah Jeung Silih Asuh.

Kalimat ini sering diucapkan ketika saya berantem dengan adik atau kakak. Bapak akan menasehati dengan kata, "Jeung dulur teh kudu silih asih, silih asah, silih asuh!"

Saat itu saya hanya bisa mengartikan jangan berantem terus.

Pepatah ini sebetulnya sudah menjadi pandangan hidup orang Sunda dan harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan saja dengan saudara, tetapi sesama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline