Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Empat Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan

Diperbarui: 18 April 2021   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto mengatur keuangan dari hasil tangkap layar cermat.com

Mengatur keuangan mungkin terasa membingungkan. Terutama pada bulan Ramadan. Pengeluaran seringkali membengkak karena kita kalap dalam hal berbelanja. Sementara pemasukan atau gaji tidak ada kenaikan. Apalagi masa pandemi yang masih melanda. 

Masa pandemi kedua adalah masa pemulihan perekonomian. Para pengusaha kecil mulai merintis kembali usahanya yang sempat gulung tikar. Kita sebagai ibu rumah tangga juga harus pandai mengatur keuangan yang diamanatkan suami.  

Sebelum isi dompet ludes dan utang ke sana-sini, kita diam sejenak untuk memikirkan keuangan yuu!

Sebenarnya yang dimakan di bulan Ramadan dan bulan lain, sama. Kita jajan, beli buah, masak sayur. Bahkan kalau dipikir secara logika bulan Ramadan harusnya lebih irit karena makan hanya dua kali. Namun, kenapa banyak ibu-ibu yang mengeluh "jebol." Utang ke sana ke sini. Ke sini bukan ke saya ya.

Saya ambil contoh dari kehidupan pribadi. Sebagai ibu rumah tangga saya tidak diberi 100% gaji dari suami. 50% diberikan untuk belanja bulanan. Bulan Ramadan walaupun banyak pengeluaran tak terduga, tidak ada tambahan uang belanja. Di sini harus cerdas menyiasati supaya cukup hingga lebaran tiba.

Saya akan berbagi tips mengatur keuangan berdasarkan pengalaman pribadi. Namun, mengelolaan uang yang lebih baik dimulai dengan kesadaran pengeluaran.

  • Pertama, membuat daftar keuangan belanja

Menulis daftar keuangan dirasa sangat sulit dan ruwet jelimet. Namun, hal ini untuk menghindari jebolnya keuangan kita.

Daftar belanja bisa dimulai dari kebutuhan pokok, seperti minyak, terigu, gula, beras, gas. Barang-barang tersebut bisa distok untuk satu bulan, tetapi, ingat hanya satu bulan. Jadi tidak perlu banyak-banyak. Jika tidak memungkinkan stok satu bulan. Bisa kita stok untuk satu pekan. Jika masih tidak mungkin, bisa stok harian. Sesuaikan saja dengan pemasukan suami

Sebagai ibu rumah tangga, saya yakin sudah paham berapa liter setiap bulannya keluarga memerlukan beras. Untuk Ramadan bisa dikurangi karena makan biasanya berkurang. Bisa dimasukkan ke anggaran makanan lain seperti tajil.

  • Kedua, prioritaskan yang penting

Tidak perlu panik belanja stok makanan untuk satu bulan kecuali seperti sabun. Setiap pagi kita bisa belanja, tetapi penting kiranya mendahulukan kebutuhan pokok.

Ada yang unik di desa tempat saya tinggal. Mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dalam artian musiman. Ketika musim sawah, semua bekerja dan hasil dari sawah mereka simpan dalam bentuk gabah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline