Mothers owe a 'thinking love' to their children -Charlotte Mason-
Saya mengenal metode Charlotte Mason, ketika anak saya yang kedua memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP). Awal masuk SMP, semua baik-baik saja, akan tetapi setelah beberapa hari, sedikit ada penolakan. Saya bisa memakluminya, mungkin karena semuanya serba baru, dan berbeda dengan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah milik yaayasan Islam.
Penolakan bulan pertama masih bisa diatasi dengan berbagai support dan dukungan dari orang tua, dan kakaknya. Support kedua tentu dari wali kelas yang selama ini memantau perkembangan anak di sekolah.
Bertolak belakang dengan pemikiran orang tua dan guru. Lingkungan family dan temannya, masih menganggap sekolah di dekat rumah itu sesuatu yang memalukan. Pemikiran tersebut karena kurang pemahaman tentang sistem zonasi yang telah ditetapkan pemerintah, hingga akhirnya timbul bullying.
Semakin anak mendapat cibiran, dia semakin enggan untuk pergi sekolah. Saat itulah saya mulai terombang ambing antara memilih pendidikan informal dan melanjutkan pendidikan formal. Menggunakan metode homeschooling sesuatu yang baru bagi keluarga dan lingkungan. Berbagai informasi tentang metode homeschooling saya kumpulkan supaya tidak terjadi hambatan yang besar.
Buku rujukan pertama tentang metode homeschooling adalah karya Ellen Kristi yang menceritkan berbagai metode pendidikan Charlotte Mason.
Metode Charlotte Mason sangat fleksibel, bisa digunakan di pendidikan formal dan informal, namun lebih fokus ke pendidikan berbasis keluarga, yakni sebagai penanggung jawab adalah orang tua.
Anak-anak adalah titipan Tuhan, ibu dan ayah bertanggung jawab atas pribadinya dan memastikan bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang membawa kebaikan bagi masyarakat. Pendidikan di sekolah bukanlah yang utama. Sesungguhnya, kata Charlotte Mason, pendidikan di rumah lebih penting ketimbang pendidikan di sekolah, sebab pengaruh yang anak terima di rumah memberikan kesan mendalam yang akan menentukan karakter dan kariernya kelak.
"Menjadi orang tua itu luar biasa: tidak ada promosi, kehormatan, yang bisa dibandingkan dengannya. Orang tua seorang anak bisa jadi membebaskan sosok yang kelak terbukti sebagai berkat bagi dunia". (Charlotte Mason, hlm. )
Sebagai orang tua bukan saja naluri alamiah yang harus diandalkan. Frost mengatakan, alam menyediakan kepada semua ibu dan ayah kapasitas untuk mencintai anaknya, tetapi kita juga membutuhkan lebih dari sekadar dorongan cinta. A thinking love -- cinta yang berpikir. Untuk melengkapi cinta diperlukan berpikir. Modal dasar mengasuh anak adalah cinta, namun, mencintai anak harus dilengkapi dengan pengetahuan.
Idealnya menurut Charlotte Mason, setiap orang tua wajib menguasai dasar-dasar fisiologi dan psikologi. Bagaimana menjalani kehamilan, menjaga nutrisi anak dan bagaimana mengurus kebutuhan fisik sang anak.