Numerasi - Belajar merupakan kunci utama dalam memahami dan memaknai sesuatu, dengan belajar anak-anak dapat menjadikan dirinya sebagai manusia yang berilmu. Hal ini berkaitan dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yaitu, menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak .
Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi, pemahaman, ketelitian dan keterampilan. Pembelajaran matematika terkait numerasi sangat dibutuhkan dalam penerapan kehidupan sehari-hari, sehingga penting bagi peserta didik untuk lebih fokus dalam belajar matematika. Hal ini tidak aneh jika peserta didik merasa pembelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menakutkan, momok, ataupun sesuatu yang dibenci oleh peserta didik untuk dipelajari. Sehingga banyak dari peserta didik yang merasa hasil nilai matematikanya rendah di bawah KKTP ( Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).
Guru perlu untuk mempelajari atau mengidentifikasi kesiapan belajar peserta didik dalam menemukan berbagai tehnik guna menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi khususnya tentang numerasi perkalian dasar. Guru merupakan tonggak utama bagi peserta didik dalam memahami pembelajaran, kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam menyikapi berbagai kebutuhan belajar mereka. Permasalahan pembelajaran yang muncul di kelas harus segera disikapi oleh guru dengan tehnik maupun metode yang tepat namun memberikan kesan yang menyenangkan dan bermakna.
Menghafal perkalian bukan suatu hal yang mudah karena membutuhkan daya ingat yang luar biasa ketika menyerap materi yang diajarkan oleh guru. Menghafal perkalian membutuhkan niat hati yang kuat dari peserta didik agar benar-benar terwujud tarjet hafal perkalian dasar. Keterampilan menghafal perkalian sejauh ini masih perlu peningkatan, hal itu terlihat ketika guru memberikan pertanyaan pemantik tentang perkalian dasar. Lebih dari 85 % peserta didik yang masih kebingungan menjawab bahkan ada peserta didik yang hanya diam tanpa mampu menjawab hasil yang ditanyakan guru.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan sebuah kreativitas dari guru berupa tehnik atau metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal menghafal perkalian dasar. Tehnik menghafal perkalian dasar yang dirasa oleh guru tepat dan efektif yaitu dengan belajar matematika perkalian dasar menggunakan permainan Jemari dan permainan tradisional Congklak. Penerapan pembiasaan tehnik permainan ini dilaksanakan 35 menit di awal atau di akhir jadwal pelajaran matematika di kelas 6.
* Tehnik Jemari Pingsut
Permainan Jemari merupakan permainan sederhana yang sering dilakukan anak-anak jaman dahulu sebelum munculnya HP atau gadget. Permainan ini biasa disebut dengan Pingsut yaitu, dua orang saling menjulurkan jari mereka bersama-sama dengan jumlah jari sesuai keinginan mereka dan 1 orang berperan menulis jumlah angka yang dikalikan sekaligus segai tutor nilai benar atau salah. Nah permainan ini yang sering dilakukan anak-anak kelas 6 di SDN 1 Giriwoyo, Kabupaten Wo nogiri ketika melaksanakan pembelajaran hafalan perkalian dasar matematika.
* Tehnik Jemari Tekuk
Peserta didik SDN 1 Giriwoyo kelas 6 juga menerapkan kegiatan hafalan matematika dasar dengan permainan Jemari tekuk, yaitu beberapa anak secara berkelompok atau mandiri menghafal jari-jari kanan dan kiri mereka dengan istilah jempol itu 9, jari telunjuk 8, jari tengah 7, jari manis 6 dan jari kelingking 5.
Kegiatan selanjutnya yang terkait dengan hafalan matematika perkalian dasar, anak-anak menghitung dengan menekukkan jari - jari mereka, contoh 9 x 8 = .... maka, anak-anak mulai mengepalkan semua jari tangan kemudian jempol kanan di buka sebagai angka 9 dan jari jempol dan jari telunjuk tangan kiri dibuka, dan cara menghitungnya jari yang masih ditekuk dijumlahkan semua dan dianggap puluhan kemudian jari yang dibuka dikalikan baru setelah itu semua dijumlahkan.
* Tehnik Permainan Congklak