Siswa ribut di kelas adalah hal yang lumrah terjadi dalam kegiatan belajar mengajar. Jika mereka ribut mendiskusikan materi yang sedang diajarkan adalah wajar, namun sering kali mereka ribut karena melakukan kegiatan atau membicarakan hal yang tidak ada hubungannya dengan pembelajaran.
Kelas juga bisa menjadi ribut karena ulah satu atau dua orang peserta didik yang sengaja cari perhatian dengan mengganggu temannya, misalnya dengan mencolek temannya lalu saling balas yang berakibat kelas menjadi gaduh dan pembelajaran terganggu.
Bahkan sering kali siswa lebih tertarik dengan aksi atau guyonan temannya yang membuat mereka tertawa dibandingkan dengan mendengar penjelasan guru di depan kelas tentang pelajaran.
Guru biasanya juga menegur peserta didiknya yang ribut, apeserta didik yang menurut tapi juga ada yang tidak menurut, atau hanya hening sebentar kemudian mulai lagi dengan segala ocehan dan aksinya hingga tiba pergantian pelajaran. Sesama gurupun sering curhat dan mengeluh dengan teman sejawat atas kebisingan kelas dan sikap peserta didik yang diajarkannya.
Apakah solusi yang sekiranya mampu menjadi jalan keluar atas permasalah guru mengajar siswa yang ribut itu? Diantara solusi yang bisa diterapkan guru dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif. “Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif” (Happyanto,Rixky. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Duplish,2013)). Pembelajaran dengan model teacher center, guru hanya menjelasakan, memang sering kali membuat siswa jenuh dan tidak tertarik, maka ada baiknya guru berkreasi dengan melakukan pembelajaran inovatif misalnya dengan menampilkan video-video pembelajaran yang baru, yang menyenangkan siswa ditambah dengan audio yang cukup nyaring sehingga siswa lebih focus untuk menyimak video dibandingkan dengan guyonan temannya.
Kemudian guru juga bisa melibatkan siswa dengan diskusi kelompok untuk membuat sebuah produk atau memecahkan sebuah problem. Cara seperti itu menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran atau student center. Diharapkan dengan pembelajaran inovatif siswa lebih semangat belajar dan tidak ribut lagi di kelas kecuali ribut untuk pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H