Lihat ke Halaman Asli

Sri Rahma Dini

Seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris

Skripsi Hendaknya Menjadi Suatu Pilihan Saja!

Diperbarui: 27 Maret 2021   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di Indonesia ketika mahasiswa berada pada tingkatan akhir dari jenjang perkuliahannya, mahasiswa dutuntut untuk memulai tugas akhirnya berupa skripsi. Dimana skripsi ini merupakan kegiatan dalam meneliti sesuatu dan hasil dari penelitian tersebut disusun dalam bentuk berkas yang mempunyai 5 bagian. Setelah merampungkan skripsi kemudian skripsi itu disidangkan. Jika lulus, maka mahasiswa tersebut dapat untuk menyelesaikan dan wisuda dari kampus. Dan, skripsi ini bersifat wajib. Tapi menurut pendapat saya, skripsi seharusnya tidak bersifat wajib. Cukuplah skripsi sebagai opsional saja. Inilah alasan kenapa skripsi harusnya sebagai opsional saja.

Alasan pertama, tidak sebanding banyaknya ilmu yang telah mahasiswa pelajari selama kurang lebih empat tahun dengan hanya melakukan sebuah penelitian disalah satu bidang saja. Begitu banyaknya ilmu yang sudah dipelajari oleh mahasiswa mulai dari semester awal hingga semester akhir, tetapi syarat untuk kelulusan hanya dengan melakukan sebuah penelitian pada suatu bidang. Tentu saja, diakhir mahasiswa hanya dapat berfokus kepada satu bidang saja dan bisa jadi hal ini dapat membuat mahasiswa lupa akan ilmunya yang lain. Namun, kenapa untuk urusan lulus atau tidaknya mahasiswa hanya didasarkan pada meneliti suatu bidang. Sedangkan, mahasiswa mempelajari lebih dari berpuluh-puluh mata kuliah dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun. Bukankah itu namanya sia-sia?

Alasan kedua, skripsi melibatkan lebih dari satu orang. Iya, benar. Dalam proses pembuatan skripsi mahasiswa tidak mengerjakannya sendiri melainkan dibantu oleh pembimbing yang akan mengoreksi dan mengarahkan bagaimana baiknya penelitian mahasiswa. Tetapi, hal ini dapat menjadi sisi negative terhadap mahasiswa karena ada dosen pembimbing yang suka menunda-nunda bimbingan, menghilang dan bahkan sampai ada yang menyulitkan mahasiswanya untuk cepat menyiapkan skripsi dengan dalih agar mental mahasiswanya kuat sehingga sewaktu memasuki dunia kerja mental mahasiswa sudah terbiasa. Tidak hanya sampai di dosen pembimbing, kadang dosen penguji, tempat penelitian dan orang-orang yang bersangkutan dengan skripsi tersebut malah mempersulit. Memang tidak semuanya, tetapi hal ini tentu saja dapat menghambat perkembangan dari penelitian yang dijalankan oleh mahasiswa tersebut. Sehingga, nampaknya skripsi bisa dijadikan pilihan saja apabila mahasiswa menginginkan hal tersebut.

Alasan ketiga, dalam pembuatan skripsi dapat terjadi kecurangan. Dengan diserahkannya semua proses pembuatan kepada mahasiswa, hal ini dapat membuat mahasiswa melakukan kecurangan. Proses pembuatan skripsi merupakan proses yang cukup sulit bahkan sangking sulitnya pengerjaan skripsi bisa sampai berbulan-bulan. Sehingga, bisa jadi skripsi menjadi beban yang sangat besar yang harus ditanggung oleh mahasiswa dan mengakibatkan mahasiswa menempuh jalur lain dalam proses pembuatannya seperti mungkin melakukan copy paste karya orang lain, melakukan kecurangan data, melakukan penelitian palsu atau apapun yang dapat merugikan nantinya. Namun, disini harus dicatat tidak semua mahasiswa seperti itu, hanya sebagian oknumnya saja. Tetapi, sebaiknya skripsi dikerjakan sebagai suatu pilihan bagi mereka yang menginginkannya agar tidak menjadi beban dalam pengerjaanya. Ketika sesuatu bukan beban bagi orang lain, maka disana akan tercipta kemudahan dan keringanan dalam proses pengerjaanya.

Kesimpulannya, dalam menentukan kelulusan mahasiswa skripsi bukanlah jalan satu-satunya. Hal ini dikarenakan skripsi tidak sebanding dengan ilmu yang sudah didapat oleh mahasiswa selama belajar kurang dari empat tahun. Selama empat tahun tersebut, mahasiswa mempelajari lebih dari berpuluh-puluh mata kuliah, tetapi mengapa syarat kelulusannya hanya dengan membuat penelitian terhadap satu bidang saja. Kemudian, dalam proses pembuatannya skripsi melibatkan banyak pihak agar skripsi tersebut tetap didalam jalur yang benar tetapi terkadang pihak-pihak tersebut menyulitkan dalam proses pembuatannya. Walaupun tidak semuanya, tetapi ini bukan rahasia lagi dalam dunia perkuliahan ada saja hambatan dalam proses pembuatan skripsi. Dan, yang terakhir adalah bisa saja terjadi kecurangan dalam proses pembuatan karya tulis tersebut. Hal ini bisa jadi dipicu oleh tingkat stress yang diterima oleh mahasiswa dalam proses pembuatan skripsi terlebih jika dibarengi dengan oknum-oknum yang suka menyulitkan mahasiswa. Sehingga, mahasiswa dapat melakukan kecurangan agar dapat lulus lebih cepat. Jadi, dengan alasan-alasan tersebut sebaiknya skripsi menjadi sebuah pilihan saja untuk suatu syarat kelulusan mahasiswa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline